Tag: Sejarah
-
PENARI dan PELAYAN
“Pada suatu hari raya”, demikian Ibunda kita ‘Aisyah berkisah dalam riwayat Asy Syaikhan, “Ketika rombongan orang-orang Habasyah memperagakan pertunjukan tari-tarian tombak di halaman masjid, Rasulullah ﷺ menawariku, ‘Ya Humaira, apakah engkau mau menonton mereka?’ Aku menjawab, ‘Ya’. Lalu beliau ﷺ menyuruhku berdiri di belakang beliau, dan beliau ﷺ merendahkan bahunya agar aku dapat melihat dengan…
-
PRAKARSA
Seperti apakah nilai sebuah prakarsa? Betapa ingin kita seperti Hud-hud. Seribu mil ia terbang di musim dingin itu dari Kan’an menuju Saba’ untuk menyaksikan sebuah negeri yang makmur sentausa serta dipimpin oleh seorang Maharani yang bijaksana. Dan Hud-hud si burung yang lulut, trenyuh hatinya oleh keprihatinan melihat keadaan mereka yang sayangnya belum mengenal Allah sehingga…
-
KEMBAR di MEDAN LAGA
Ada dua sosok yang begitu mirip di Perang Uhud. Maka Ibn Qumai’ah luput mengira, bahwa yang dibunuhnya adalah Muhammad ﷺ, padahal itu adalah Mush’ab. Pesona Mush’ab ibn ‘Umair, sosoknya yang menonjol, ditambah tangannya yang kokoh memegang panji pasukan Islam membuat Ibn Qumai’ah tak ragu mengentak kudanya menuju Mush’ab hingga bolak-balik tiga kali untuk memapas lengan-lengannya.…
-
Mandat MATARAM-KPBI
Di antara leluhur trah Mataram terdapat nama Ki Ageng Pemanahan, ayahanda Panembahan Senapati. “Manah” dan “manggalih” dalam Bahasa Jawa maknanya mirip. Tapi kalau “manggalih” adalah jawaban atas teguran Allah, “Afalaa tatafakkaruun”, maka “manah” adalah menggunakan “lubb” yang jama’nya “albab”, sehingga ahlinya disebut “ulul albab.” Kata “manah” yang sebanding dengan “albab” berarti “hati nurani” atau “perenungan…
-
MENOL
Bangsal Sitihinggil, Keraton Yogyakarta, 11 Juni 1823 Dengan langkah mantap, sang Pangeran yang bersurjan wulung langsung menuju ke mahligai takhta lalu berjongkok. Smissaert yang mengira Sang Wali Sultan hendak menyembah padanya tersenyum, sementara Chevallier menyeringai. Tapi Dipanegara mengangsurkan tangannya ke depan, dan Sang Sultan cilik dengan wajah ceria tetiba menghambur ke pelukan Uwaknya itu. Sang…
-
PEDANG ALLAH
Lelaki itu menatap cawan yang dihidangkan padanya. Dia tahu, minuman itu berracun. Tapi sejak awal, bila ditanya mengapa pasukannya begitu berjaya di hadapan ratusan ribu Legiun Romawi yang terkenal perkasa, dia selalu berkata, “Aku membawa pasukan yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan.” Maka dia memutuskan untuk meminum cairan pembunuh itu. Tentu dengan sebuah doa:…