Namanya Qais ibn Sa’d ibn ‘Ubadah. Saking klimis dagunya, putra pemimpin Anshar ini sampai dikomentari kawan-kawannya, “Andai jenggot bisa dibeli, meski dengan emas sepenuh bumi kami akan belikan jenggot untuk Qais.”
Inilah pemuda yang bersama Ayahnya menyekat-nyekat rumahnya untuk menampung 80 Muhajirin sementara sahabat Anshar lain hanya membawa satu atau dua. Sifat pemurahnya, dari membagi uang hingga menghapus piutang bahkan bisa membuat para dermawan geleng-geleng kepala.
“Kalau kita biarkan anak ini”, demikian bincang Abu Bakr & ‘Umar suatu hari, “Harta Ayahnya bisa habis tak bersisa.” Tetiba Sa’d ibn ‘Ubadah, pemimpin Khazraj itu berdiri & berteriak, “Aduhai.. Siapa yang akan membelaku? Abu Bakr & ‘Umar hendak mengajarkan kekikiran pada anakku dengan memakai namaku?”
Melihat hal ini, Rasulullah ﷺ & para sahabat tertawa. Ayah dan anak, Qais dan Sa’d; sungguh serupa hati mereka yang dermawan lagi mulia. Hanya soal jenggot, Qais tak punya.
Bagi yang berpunya jenggot, memeliharanya jika diniatkan mengikuti Nabi ﷺ tentu berpahala. Sebagai sunnah sudah selayaknya ia juga memancarkan unsur keindahan. Merawat & menjaganya rapi serta wangi sebagaimana Rasulullah ﷺ suka meminyakinya dengan misk adalah bagian dari sunnah itu.
Adalah Sang Turjumanul Quran, ‘Abdullah ibn ‘Abbas suatu hari ditegur murid-muridnya karena memegangi jenggot lalu memangkasnya, membuang yang melebihi genggaman. “Tindakanku ini sesuai dengan perintah Al Quran”, jawab beliau seperti dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.
“Ayat yang mana?”, tanya para murid.
“Firman Allah: ‘Dan para wanita memiliki hak yang seimbang dengan cara yang ma’ruf.’ (QS Al Baqarah [2]: 228). Aku suka berhias untuk istriku, sebagaimana aku suka dia berhias untukku.”
Alhamdulillaah, selamat berhias dengan jenggot yang rapi dan wangi.
____________
#Keris berricikan sogokan rangkap, sekar kacang pogog, jalen, lambe gajah 2, greneng dan kruwingan sehingga mirip dhapur Pasopati, tetapi memiliki jenggot pada kembang kacang pogognya. Konon dhapur ini disebut MANGKURAT. Wadidang gandanya sampai atas, dan poros bilahnya nggigir sapi. Sugeng rawuh, alhamdulillaah.