Bagi siapapun kita, seperti apapun keadaannya; selalu ada tempat dalam dakwah ini.
Tak boleh ada yang dikecilkan perannya; sebab bahkan debu dapat menjadi pengganti air tuk bersuci dan kelak di akhirat akan bersaksi atas ke mana melangkahnya kaki yang ia tempeli.
Betapa luasnya kerja dakwah ini sehingga kami-kami yang bertugas menyampaikan ilmu di mimbar dan meja pembicara tidaklah dapat mendaku memiliki pahala yang lebih daripada mereka yang; menyiapkan sistem pengeras suara atau menyajikan minumnya, menggelar tikar atau menata kursinya, menyapu ruangan atau menghisap debunya, merancang undangan atau menyebarkannya, menjemput ustadz atau membariskan sandal di pintu masjidnya, mengatur parkir atau menjaga keamanannya, memasakkan konsumsi atau membuat dekorasi panggungnya, serta menjadi pembawa acara atau pelantun kalam suciNya.
Semua yang mengerahkan apapun yang dimampuinya untuk dakwah ini adalah da’i dalam segala maknanya. Bahkan semut yang memperingatkan kaumnya dari pasukan Sulaiman adalah da’i. Bahkan Hud-hud yang melaporkan Negeri Saba’ penyembah mentari pada putra Dawud adalah da’i. Bahkan anjing yang menyertai Ashhabul Kahfi adalah da’i.
Maka pernah saya katakan pada kawan-kawan remaja Masjid, apapun hobi kalian; jadikanlah ia bagian dari dakwah. Sebagian mereka mengernyit, “Hobi bisa buat dakwah?”
Saya katakan ya, dan saya tunjuk salah satu untuk ditanya, “Apa hobi kamu, Dik?” Dia menjawab sambil terkekeh, “Kebut-kebutan.”
Saya sambut, “Masyaallah, betapa bermanfaatnya hobi ini untuk dakwah.” Mereka tergelak mengira saya bercanda. “Kamu cocok jadi Sie Transportasi. Tugasnya menjemput para Ustadz yang sering telat mengisi kajian.”
Dan mereka tertawa sembari manggut-manggut. Ya, apapun hobi Anda; kulineran, naik gunung, futsal, bulutangkis, membaca, desain grafis, memotret; semua sangat dihajatkan oleh dakwah ini. Mari dharmabaktikan semuanya untuk membawa diri dan sesama menuju ridhaNya. Bukankah ini tantangan yang #mncrgknskl?
___________
?: Baju koko seri Omar Mukhtar dari @fullheart.corp