Dalam ujian kejama’ahan Bani Israil; ada yang menebar keraguan tentang kemampuan Thalut memimpin, ada pula yang meninggalkan barisan karena dilemahkan keserakahan dalam meminum air.
Yang tersisa sedikit, tak punya banyak sumberdaya, tanpa senjata yang memadai pula. Teror-teror mentalpun menghantui mereka akan kekuatan dahsyat yang mengancam di hadapan. Tapi cobalah dengar syi’ar yang bergetar dari hati mereka, yang mereka nyatakan dengan begitu gagahnya:
كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Betapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah, dan Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah: 249)
Barangkali pula hikmahnya, inilah cara Allah untuk menampilkan bintang-bintang baru dari jama’ah ini, dari himpunan pejuang kebenaran ini, seperti Dawud, ‘Alaihissalaam. Anak kecil, hanya bersenjata bandil -menunjukkan ia bukan anggota pasukan utama-, terpaksa tampil di garis depan, menggantikan orang-orang yang disaring Allah dengan ujian. Dan melalui dia yang tak diperhitungkan, Allah akhiri angkara murka Jalut sang tiran.
Berjama’ah, tegak lurus taat qiyadah, menjemput berkah.
_________
Sepenggal catatan dari Denpasar.