Tag: Umroh
-
CITA, CINTA, ALLAH
Empat anak muda duduk melingkar di dekat Ka’bah. Yang tiga kakak beradik putra Hawari Rasulillah, satu lagi adalan putra Al Faruq yang begitu mirip ayahnya. Mereka saling mengungkap cita dan doanya kepada Allah. “Aku ingin menjadi Khalifah, mengembalikan kepemimpinan ini ke Hijjaz, lalu melayani orang-orang yang berhaji dan berumrah”, ujar ‘Abdullah ibn Zubair, si sulung…
-
PARA KEKASIH
Para kekasih selalu berusaha memprasastikan hubungan di antara mereka. Ada yang menuliskannya di batu penanda puncak gunung; dari Lawu hingga Jabal Rahmah. Ada yang menautkan gembok bertulis nama mereka dan pasangannya. Berbagai ukuran, aneka warna, rupa-rupa huruf. Yang begini ada di Cologne, Jerman, hingga Korea. Tapi tetiba saya teringat sebuah ayat: “Para kekasih pada hari…
-
MEMIRINGKAN KEPALA
Dua hal yang kusesali dalam hidup ini. Siang-siang nan terik tanpa tanpa kesejukan puasa. Dan malam-malam yang dingin tanpa kehangatan tahajjud. (‘Abdullah ibn ‘Umar, Radhiyallaahu ‘Anhumaa) Ibnu ‘Umar adalah tauladan tentang bagaimana mengetatkan diri dalam menjalani sunnah Nabi ﷺ. “Tiada pernah kulihat orang yang sangat kuat berpegang dalam urusan sunnah ini”, demikian Ibunda kita ‘Aisyah…
-
MAKKAH SEDALAM CINTA
Jika kau merindu Makkah, sesekali abaikanlah bayangan tentang gedung-gedung yang menjulang gagah, juga jam raksasa yang berdetak mengabarkan kian dekatnya sa’ah. Tapi biarkan khayal itu menyusuri bukit-bukit yang kini bebatuannya pecah-pecah, yang di tengahnya dulu terjepit sebuah lembah. Di situlah semua bermula, dalam doa di dekat bangunan tua yang tetap terjaga bersahaja. “Ya Rabb kami,…
-
Telaga RINDU
Telaga RINDU أمنْ تذكر جيرانٍ بذى ســــلمٍ مزجْتَ دمعا جَرَى من مقلةٍ بـــدمِ أَمْ هبَّتِ الريحُ مِنْ تلقاءِ كاظمـــةٍ وأَومض البرق في الظَّلْماءِ من إِضـمِ “Apakah karena terkenang para tetangga di Dzi Salam.. Kaupadu air mata yang mengalir dari kelopak dengan darah.. Ataukah sebab angin yang berhembus dari arah Kazhimah.. Dan kilat yang menyambar dalam…
-
LUKA ITU
Hantaman itu mengenai salah satu sisi wajah beliau ﷺ. Dengan helm baja bertali rantai, benturan keras itu melesakkan cincin-cincin besinya ke dalam pelipis. Dari ujung bibir meleleh pula darah, sebab memar di pipi rupanya hanya tampak luar dari pukulan yang telah memecahkan gigi di dalam rongga mulutnya. Wajah mulia itu meringis merasakan sakit. Beberapa sahabat…