Tag: Sirah

  • DHIYAFAH

    Salah satu sisi sejarah Makkah adalah dhiyafah, penyambutan dan pelayanan tamu yang penuh kedermawanan. Pada masa jahiliyah, kedermawanan yang terlalu dahsyat dapat melahirkan sesembahan baru. Contohnya Al Latta. Sebuah riwayat menyebut, dialah yang senantiasa membuka lebar pintu rumahnya bagi para tetamu Masjidil Haram, memberi mereka jamuan terlezat dari roti dan dedagingan, juga air sejuk dan…

  • UJIAN HIJRAH

    Bayangkan yang terasa di hati; jika setelah kita tinggalkan masa lalu, kita korbankan manis, nyaman, dan indahnya hidup dalam lalai, lalu sosok yang kita tuju, kita rindu, kita harapi, dan kita cintai bersebab hidayah justru berkata, “Jika kau bisa untuk tak menampakkan wajahmu dalam pandanganku, lakukanlah!” Bayangkan yang terasa di hati, ketika mimpi untuk berada…

  • SUNNAH ITU (2) BERTANYA PADA HATI

    Sunnah itu bertanya pada hati, “Apa yang akan dilakukan Nabi ﷺ dalam hal yang kuhadapi?” “Wahai Ayahanda”, ujar ‘Abdullah ibn ‘Umar kepada bapaknya, “Mengapa bagian Usamah ibn Zaid kautetapkan lebih banyak daripada bagian Ananda, padahal kami berjihad bersama di berbagai kesempatan?” “Karena”, ujar Sayyidina ‘Umar sembari tersenyum sendu, “Ayah Usamah, Zaid ibn Haritsah, lebih dicintai…

  • SUNNAH ITU (1) CINTA

    Sunnah itu cinta. Kita ingat hari itu di Uhud. Ketika hantaman itu mengenai salah satu sisi wajah beliau ﷺ. Dengan helm baja bertali rantai, benturan keras itu melesakkan cincin-cincin besinya ke dalam pelipis. Dari ujung bibir meleleh pula darah, sebab memar di pipi rupanya hanya tampak luar dari pukulan yang telah memecahkan gigi di dalam…

  • SALMAN

    Tentang pengembaraan iman yang menakjubkan, ada satu nama yang selalu jadi kenangan. Salman. Dari Persia dia pergi, meninggalkan kaum Majusi penyembah api, menyusur pemahaman akan Taurat hingga mendapati bahwa si Rabi Yahudi sungguh keji. Lalu satu demi satu Rahib Nasrani yang suci dia layani. Dan guru terakhirnya mengarahkan dia jumpai penutup para Nabi. Di Yatsrib…

  • PANGKAL BAIK SANGKA

    Di rumah besar yang pernah menjadi tempat tinggal Sang Nabi ﷺ di awal hijrah, sekaligus menjadi tampungan yang memadai bagi puluhan Muhajirin miskin itu, sepasang suami-istri saling bertukar suara hati ketika gelisah kian mencekam jiwa seiring beredarnya kabar miring tentang Bunda ‘Aisyah yang tertinggal rombongan lalu disusulkan seorang sahabat bernama Shafwan. “Hai Ummu Ayyub,” ujar…