Tak sampai 10 tahun kemudian, tiga putri Kisra Persia masuk Islam. Yang sulung dinikahi oleh Muhammad ibn Abi Bakr Ash Shiddiq, yang bungsu disunting oleh Husain ibn ‘Ali ibn Abi Thalib, dan yang tengah diperistri oleh ‘Abdullah ibn ‘Umar ibn Al Khaththab. Dari mereka lahirlah 3 dari 7 Fuqaha’ Madinah bersepupu; Al Qasim ibn Muhammad, ‘Ali Zainal ‘Abidin ibn Husain, dan Salim ibn ‘Abdillah.
Putra ‘Umar banyak, tapi ‘Abdullah yang paling mirip. Putra ‘Abdullah banyak, tapi Salim yang paling mirip.
Sulaiman ibn ‘Abdul Malik pernah meminta nasihatnya di Multazam, lalu Sang Khalifah memintanya mengajukan keperluannya. “Aku malu meminta pada selain Allah di kala sedang berada di rumahNya”, ujarnya.
Lalu merekapun keluar dari Masjidil Haram dan Sulaiman pun mengulangi tawarannya. “Hajat dunia atau hajat akhirat yang Anda sanggup penuhi ya Amiral Mukminin?”
“Tentu hajat dunia.”
“Hhh”, desah Salim sambil menggeleng prihatin. “Pada Allah Yang Mempunyai dunia inipun aku tak meminta hajat dunia, bagaimana aku meminta pada yang tak memilikinya?”
Salim hidup dalam kemuliaan, membela orang-orang lemah di hadapan penguasa zhalim seperti Al Hajjaj ibn Yusuf Ats Tsaqafi. Salah satu murid kesayangan yang sekaligus keponakannya, ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz kelak menjadi penanda kembalinya cemerlang zaman walau singkat. Jumlah pengantar jenazah Salim ketika wafat di Madinah, telah membuat Khalifah Hisyam ibn ‘Abdil Malik cemburu.
(BERSAMBUNG)
__________
Hadiah yang mengejutkan sore ini dari Ustadznda @salaf_as; kaligrafi nama kami. Ya Rabb…
الحمد لله رب العلمين و جزاك الله خيرا و اطعمك الله طيرا و زوجك الله بكرا ?
Semoga Allah berkahi ukhuwah indah bersama orang-orang shalih yang dermawan seperti beliau.
Shalih(in+at), untuk info penjadwalan kami bisa memfollow @jadwal_salimafillah.