“Nahnu naqushshu ‘alaika naba-ahum bil haq.. Kami ceritakan berita tentang mereka kepadamu hai Muhammad ﷺ dengan kebenaran..”
Kami ceritakan dengan sungguh-sungguh, dan ini kisah tentang bagaimana iman begitu tangguh, dengan hikayat yang betul-betul menyentuh..
Mengapa perlu dikabarkan bagi para penerus dengan amat serius?
“Innahum fityatun.. Mereka adalah para pemuda.”
Karena kemudaan berarti masih hijaunya mereka. Dan hijau berarti masih akan terus tumbuh dan berkembang, sementara membusuk adalah kepastian berikutnya bagi yang telah matang.
Karena kemudaan adalah gejolak-gejolak, yang titik temunya kan menjadi gelombang perubahan. Mereka tak terbebani masa lalu, hingga lebih bebas menyatakan keberanian yang lugu. Mereka belum berpengalaman, sehingga justru berani mencoba hal baru dan melakukan terobosan, sementara ‘pengalaman’ sering menjadi kepraktisan, menghadapi masalah baru dengan cara lama. Masa muda adalah mempertanyakan, dan dari situlah terbentuk masa depan.
“Aamanuu birabbihim.. Yang beriman kepada Pencipta, Pemelihara, Pengarunia Rizqi, dan Penguasanya.”
Karena kemudaan dalam iman adalah keistimewaan yang tak berulang, ketika kekuatan dan kesegaran jiwa raga berpadu dengan keyakinan pada Yang Maha Perkasa, menjadi gelora kebajikan tiada tara.
Karena kemudaan bagi sebagian adalah memburu nikmat dan memperturutkan syahwat, maka istimewalah mereka yang memilih perjuangan sebagai cara meraih penat. Dan kemudaan adalah pesona, agar gerakan perubahan tampil lebih polos dan jelita.
“Wa zidnaahum hudaa.. Dan Kami tambahkan bagi mereka petunjuk bimbingan.”
Karena sesiapa menghadapkan hatinya pada agama yang lurus, berlapis-lapis karunia hidayah turun untuk mengungkitnya ke ufuk ketaatan yang semakin tinggi.
“Wa rabathnaa ‘alaa quluubihim.. Dan Kami tautkan satu sama lain hati-hati mereka.”
Sebab sekokoh apapun tiap pribadi, perjuangan adalah hempasan badai dan gulungan topan yang bertubi. Sebab seperkasa apapun setiap diri, ia memerlukan sandaran jiwa dan dekapan cinta. Maka perjuangan adalah kebersamaan yang suka dukanya menggoreskan kenangan takkan dilupa.
“Idz qaamuu faqaaluu.. Ingatlah ketika mereka tegak berdiri dan bicara menyampaikan sikapnya.”
Inilah hakikat perjuangan, untuk tegak berdiri dan melantangkan pendirian.
“Rabbunaa Rabbussamaawaati wal Ardh.. Bahwa Rabb kami adalah Penggenggam seluruh langit dan bumi.”
Dan pendirian yang paling berharga lagi paling layak diserukan pada dunia adalah keinsyafan tentang siapa yang kita cintai, rindukan, taati, takuti, dan sembahkan bakti padaNya.
“Lan nad’uwa min duunihi ilaahaa.. Takkan pernah kami menyerukan kehambaan ini pada Sesembahan selain Dia.”
Sebab kami hadir untuk membebaskan manusia, dari penghambaan kepada sesama ciptaan menuju menyembah hanya pada Penciptanya, membebaskan mereka dari kesempitan dunia menuju luasnya akhirat, dan dari kezhaliman agama-agama menuju keadilan Islam.
Mendaras ayat kemudaan Al Kahfi 13-14 bersama @sahabathijrahid di Pekanbaru, semoga berkah bagi kita semua dalam perjuangan hingga ke surga. ?