MENYAMBUNG Sultan AGUNG (Bag. 6)

“Kaumaklumkan cintamu ke seluruh dunia, sementara aku menguncinya di dalam hatiku. Seluruh semesta berbagi yang kaurasa, sementara aku sendirian menahannya. Katakan duhai kekasih, siapa yang lebih dimabuk cinta?”
-Nizami, Layla-Majnun-

Bagi para pencinta; setiap lekuk & liuk, setiap sudut & denyut, setiap lubang & bidang dari yang dicintai adalah sejarah. Begitulah keris menyertai berbagai peristiwa dalam peradaban bersama bagian-bagiannya yang rinci, menjadi saksi yang bercerita apa yang telah terjadi.

Dari bawah bilah terdapat pesi, ganja, wuwungan, cocor, sirah cecak, gulu meled, kepet urang, kanyut, greneng, ri pandhan, thingil, ron dha, pidakan, tungkakan, lambe gajah, jalen, gandhik, praen, kembang kacang, pejetan, tikel alis, sogokan, sraweyan, wadidang, puyuhan, pudhak sategal, lis-lisan, kruwingan, ada-ada, gandhu, landhep, ucu-ucu, gula milir, lengkeh, & panetes di pucuk bilah; dengan masing-masing memiliki makna, betapa luar biasa.

Ambil 1 contoh; kinatah emas di wuwungan keris ini bergambar Gajah-Singa. Tepatnya disebut “Gajah Nggiwar Singa Nggero”. Makna harfiahnya, “Gajah ketakutan menghindar, singa mengaum keras.”

Keris yang diberi kinatah ini asalnya adalah hadiah Sultan Agung untuk para Tumenggungnya ketika memadamkan pemberontakan sepupunya, Adipati Pragola II di Pati pada 1636. Singa lambang Mataram dilukiskan mengaum sebagai tanda kemenangan. Gajah lambang Pati, menghindar karena gentar.

Sebagai Candra Sengkala (penanda tahun lunar), kinatah ini dibaca “Gajah Singa Keris Tunggal”. Ia menunjuk angka (Gajah: 8, Singa: 5, Keris: 5, Tunggal: 1), dibaca dari belakang menjadi Tahun Jawa 1558, sama dengan tahun 1636 M. Inilah tahun kepahlawanan Tumenggung Wiraguna yang melahirkan roman Rara Mendut-Pranacitra; tak kalah tragis dari kisah Layla-Majnun.

Bermula dari filosofi, berakhir dengan seni. Keris adalah wakil filosofis kebudayaan kita yang indah. Dan era Sultan Agung sebagai salah satu puncak kejayaan pembuatan keris amat mewakili kita dalam dialog peradaban dengan aneka bangsa. Kita mulai sumbangsih nilai-nilai luhur Nusantara pada dunia dengan menghadiahkan keris pada @rterdogan.?

(Bersambung)
________
Ilustrasi: Koleksi seorang Kolega. Nantikan kisah keris dan aliansi peradaban selanjutnya.


Posted

in

by