MENYAMBUNG Sultan AGUNG (Bag. 4)

Para pencinta selalu memiliki panggilan mesra pada yang disayanginya. Demikian pula Rasulullah ﷺ pada bilah-bilah logam yang menemaninya dalam perjuangan.

Ada Al Ma’tsur yang beliau warisi dari Ayahandanya. Ada Al Battar yang didapat dari Bani Qainuqa’ dan merupakan warisan para Nabi; Musa, Harun, Yusya’, Dawud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, dan ‘Isa. Ada Dzul Faqar yang beliau wariskan pada Sayyidina ‘Ali. Ada Hatf yang konon diambil alih Dawud dari Jaluth lalu beliau tempa ulang. Ada Al Mikhdzam yang diwarisi Ahlul Bait hingga diinkripsi dengan nama Zainal ‘Abidin. Ada Qal’i yang konon ditemukan kakek beliau ketika menggali ulang Zam-zam. Ada Al ‘Adhb yang beliau pakai di Badr dan dipinjamkan pada Abu Dujanah dalam Perang Uhud. Ada Al Qadhib. Ada Ar Rasub.

Selain Al ‘Adhb dan Qal’i yang tersimpan di Masjid Husain Kairo, hampir semua pedang ini ada di Museum Istana Topkapi, pusat pemerintahan Turki ‘Utsmani selama hampir 4 abad sebelum dipindah ke Besiktas dan Dolmabahce.

Dari sini kita tahu, termasuk sunnah Nabi ﷺ memiliki senjata, menyayanginya, dan memberinya nama. Dalam Bahasa Jawa, Alif Lam Ma’rifah “Al” atau penanda kepemilikan sifat “Dzu” diterjemahkan sebagai “Ki” atau “Kyai”. Maka Kesultanan Mataram di masa Sultan Agung juga memiliki pusaka utama seperti Tombak Kangjeng Kyai Ageng Pleret dan Keris Kangjeng Kyai Ageng Kopek. Penamaan sebagai tanda cinta dan penghormatan.

Inilah kekuatan yang diturunkan Allah ke bumi, dan Dia ajarkan ilmu menempanya kepada para hambaNya yang terpilih, dari Dawud hingga Dzulqarnain.

“Dan Kami turunkan besi, di dalamnya terdapat kekuatan dahsyat dan manfaat bagi manusia.” (QS Al Hadid: 25)

Kekuatan dahsyat besi yang tak terkalahkan oleh unsur lain di alam adalah energi ikat inti per-nukleon-nya yang sebesar 8,8 MeV. Makna secara batin ia adalah rabithah ukhuwah ummat ini seperti banyak disebut ayat lain “Uli Ba’sin Syadid”. Inilah juga sifat penghukum Bani Israil kala mereka merusak seperti termaktub di awal Surat Al Israa’. Lahiriahnya, kembalikan perhatian ummat pada ilmu tempa logam, hingga misalnya, kita bisa temukan campuran logam yang pas untuk melapisi reaktor nuklir agar aman sekaligus tak terdeteksi oleh satelit pengintai.

(Bersambung)
_________
Sayang, pengganti Sultan Agung, Amangkurat I (1646-1677) tak mampu meneruskan perikatan cinta dan persaudaraan dengan para penguasa lain. Bahkan ia merusak apa yang dirintis Ayahnya dengan kezhaliman. Maka tugas kitalah menyambung Sultan Agung. Keris dalam ilustrasi berasal dari era gelap itu; berdhapur Sengkelat berpamor Pedharingan Kebak berdeder dan Warangka Kayu Adhem Ati. Hadiah dari Kangmas @unggul.sudrajat untuk kami.


Posted

in

by