Dalam perjalanan hijrah, ketika menyusur tepian Laut, seseorang yang mengenali Abu Bakr Ash Shiddiq bertanya padanya, “Siapa yang berkendara unta bersamamu itu?”
“Dia ini penunjuk jalanku”, sahut Ash Shiddiq.
Orang itu, mengangguk-angguk. Tentu frasa ‘penunjuk jalan’ yang difahami orang itu agak berbeda dengan yang dimaksud batin Abu Bakr. Karena yang berboncengan bersama Ash Shiddiq adalah Muhammad ﷺ, penunjuk jalan dunia-akhirat menuju ridha Allah.
Supir saya hari ini juga istimewa. Tuan Guru @ustadzabdulsomad dengan rendah hati rela menjadi pengemudi untuk patik, murid yang kurang tahu diri.
“Maka disebabkan rahmat Allah hai Muhammad ﷺ, kamu lembut kepada mereka. Andai kau bersikap kasar lagi berhati keras, niscaya mereka akan pergi dari sekelilingmu.” (QS Ali ‘Imran: 159)
Inilah penanda rahmat Allah pada seorang da’i; dia berlembut kepada para mad’u-nya. Maka dengan itu kebenaran dari sisi Allah jadi jelita mempesona. Betapa banyak para pendaku kebenaran yang dijauhkan dari rahmatNya, lalu bersikap kasar dan berhati keras; hingga manusia lari dari petunjuk, menjauh dari kebenaran, dan antipati pada cahaya.
Orang kafir menghalangi manusia dari kebenaran dengan permusuhannya. Orang munafik menghalangi insan dengan makarnya. Orang yang berpenampilan muslim dan berlisan mukmin menghalangi dari kebenaran dengan akhlaq buruknya.
Segala puji bagi Allah yang menghadirkan da’i dengan dibekali limpahan rahmat, dengan kelembutan yang terpancar tuk ummat.
Sungguh kita tak layak menganggap seorang manusiapun di zaman ini suci di hadapan Allah. Tapi dengan keluasan ilmu, kebernasan fahaman, keadilan timbangan, dan pengertian yang mendalam akan fiqih dakwah dan keadaan negeri, Ust. Abdul Somad telah membawa kecerahan baru tuk ummat.
Luwes karena manthiq yang kokoh dan santun karena balaghah yang mantab khas fuqaha’ Syafi’iyyah, faham perbandingan madzhab dan amat mengetahui variasi aqwal ‘ulama, ketat pada diri tapi membawa keluasan bagi ummat. Bersama Ust. Abdul Shomad, fiqih kembali pada ashalahnya, “Sesungguhnya Allah menghendaki kemudahan bagimu dan bukan menginginkan kesukaran untukmu.”
Jazahullahu khayran.