Category: Sejarah

  • UHUD adalah HARIMU

    Uhud adalah harimu, duhai yang rela tubuhnya dirajah luka. Karena kau tak rela seujung rambut ataupun seserpih kulit Nabi ﷺ tercinta disentuh lagi senjata durjana. Maka dengan tubuh kelelahan dan darah menetes-menetes, kaurentang jasad memperisai kekasih Allah. Uhud adalah harimu, duhai yang 70 sabetan pedang, tusukan panah, dan hunjaman tombak menorehkan kesaksian. Sementara bibirmu bergetar…

  • UTUSAN (Palsu)

    Sukawati, 1755 Perang paling akbar yang pernah dihadapi Kongsi Dagang terbesar di dunia itu sudah berlangsung 9 tahun dan rakyat Mataram kian menderita bagai pelanduk di tengah tawuran gajah. Enam tahun lalu, Pangeran Mangkubumi akhirnya menerima desakan berulang-ulang menantunya, Pangeran Sambernyawa, untuk mau ditahbiskan menjadi raja Mataram dengan gelar Susuhunan Ingalaga di desa Kabanaran. Sambernyawa…

  • JENGKAR

    Surakarta, Mei 1746 Sang Pangeran menunduk dengan sesekali mengulum senyum. Para sentana dan nayaka yang dicekam prihatin tahu, senyum itu adalah perlawanan terhadap kepedihan, kepahitan, dan rasa terhina yang tak terperikan. “Tuan Patih, apa bukan sinting dan tak tahu malu namanya, pengecut tak punya jasa tapi menuntut hadiah akan keberanian?”, aksen Belanda berbau Perancis membahana.…

  • DUA PILIHAN KEBAIKAN

    Di antara syiar seorang pejuang mukmin yang disebutkan Al-Qur’an adalah احدى الحسنيين. Satu di antara dua kebaikan. Bagi seorang yang berjuang, maka tidak pernah ada kerugian. Kalau dia gugur, dia gugur di jalan Allah, syahid فِي سَبِيلِ اللَّهِ. Dia menjadi seorang yang di tempatnya di dalam surga Allah. Kalau dia menang, maka kemenangan itu dia…

  • TRAH

    Untuk kesekian kalinya berbincang dengan Kangmas Roni Sodewo, dan waktu serasa dilipat. Bayangkan keturunan ke-7 dari moyangnya yang 8 tahun ini bertungkuslumus menghabiskan tenaga, waktu, dan dana mencari saudara-saudaranya. Bukan pekerjaan mudah, terlebih karena hampir 1,5 abad jalur keturunan ini dicap sebagai pemberontak, diburu, diasingkan, dan demi keselamatan dan ketenteraman memilih menutup rapat silsilahnya. Trah,…

  • PRAWIRO RONO

    Kali Bogowonto, Musim Hujan 1751 Di tengah gerimis, prajurit berseragam kesatuan Mantrijero itu maju sambil menggenggam tombak berlandheyan panjang. Luar biasanya, yang dia genggam bukan bagian gagangnya, melainkan mata tombaknya. Cara memegang tombak yang tak lazim itu tak menghalanginya untuk menyabet ke kanan dan ke kiri, membuat serdadu-serdadu VOC bertumbangan. “Hayo maju semua! Ini aku…