Category: Rajutan Makna
-
FullHeart: MELANGIT
Seharusnya dia boleh beristirahat di malam hari. Siang demi siang terasa panjang, melelahkan, dan menyesakkan dada. Ke sana kemari dia susuri Makkah dari ujung lain ke ujung satu, berbisik dan berseru. Dia ajak orang satu demi satu, kabilah suku demi suku, untuk mengimani risalah yang diamanahkan kepadanya. Dia terkadang terlihat di puncak bukit Shafa, membacakan…
-
FullHeart: SEKUNCUP MALU
“Di antara kalimat kenabian yang mula-mula adalah”, demikian sabda Rasulullah ﷺ yang dirakam Al Bukhari, “Jika kau tak lagi malu, berbuatlah sekehendakmu.” Malu adalah sikap terhormat yang senantiasa dimuliakan dalam semua risalah. Dan salah satu penanda paling lahiriah dari rasa malu adalah pakaian yang kita kenakan. “Hai anak cucu Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada…
-
SENYUMMU
Kutuang madu ke dalam tehku, kutaruh bunga di dekat cangkirnya. Tapi tanpa senyummu, ada pahit menyesak memenuhi dada. Jarak dan waktu coba menyembunyikan kecantikanmu. Sayang keduanya tak tahu; bahwa senyum yang terukir di hatiku lebih jelita dari segala nyata. Ketika rindu melengking sebelum terhempas; ketika jumpa kita hanya terpisah sehela nafas; seluruh ufuk menggerimiskan wajah…
-
JEJAK NABI, JEJAK IMANI
Sekitar 6,5 tahun lalu, kajian Majelis Jejak Nabi pertama dibuka di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Saat itu, ia hanya sebuah hasrat kecil agar ada tempat yang menyajikan keindahan pribadi Rasulillah ﷺ untuk mengisi ruang kosong di dada kita tentang teladan menjadi manusia, menjadi muslim, menjadi mukmin, muhsin, mushlih, dan muttaqin. Betapa terharap majelis itu dapat menampakkan…
-
HUJAN telah TURUN
Hujan telah turun. Membangunkan tunggak-tunggak rumput dan lalang di padang hibernasinya. Geliatnya menghijau seluas cakrapandang. Tak menunggu mentari tinggi, serombongan domba wol bagai kafilah ihram berbaris riang. Putih. Anggun. Disela embikan panjang-pendek, mereka bertasbih memuji Allah, “Hai anak Adam, Allah telah menurunkan pakaian untuk kalian…” Hujan telah turun. Mengkuyupi ladang-ladang kapas di dataran. Putih. Menguncup…
-
Kepada Nama MUHAMMAD ﷺ
“Aku ingin agar dia dipuji, di langit dan di bumi.” Begitu ‘Abdul Muthalib berkata sembari menimang sang bayi yang berwajah cahaya. Senyumnya bangga, rautnya gembira, air mukanya renjana. Dengan teguh dijawabnya para tetua Quraisy yang tadi menggugat, “Mengapa kauberi nama dia Muhammad; nama yang tak pernah digunakan oleh para leluhur kita yang hebat?” Ya, beliaulah…