Author: Salim A. Fillah
-
Sang PANGERAN dan JANISSARY Terakhir
Kyahi Gentayu berjingkrak, menaikkan kaki depannya sambil meringkik riang dan sesekali melonjak. Surainya berkibar terentak selaras dengan tapak-tapaknya yang berkecipak. Dengan kepala mendongak, sang penunggang tetap dapat duduk tegak. Lelaki berperawakan tinggi lagi kacak itu tampak seperti sedang menari tandak. Gerak tubuhnya melenggak sesuai lenggok tunggangannya yang rancak. Di sekeliling kuda yang menjejak-jejak, para pengawalnya…
-
Curiga DULU, Curiga LAGI, Curiga TERUS
Jika kita merasa bahwa semua hal yang kita lakukan tak beres jua dan seakan seisi dunia menjadi penghalangnya, tidakkah kita curiga bahwa yang berantakan sebenarnya isi kepala dan dada kita? Jika kita merasa bahwa semua anugerah dan capaian kita tak pernah memuaskan dahaga jiwa, segalanya terasa fatamorgana hampa, tidakkah kita curiga bahwa yang kosong sesungguhnya…
-
LELAKI & WANITA
Lelaki terindah di mata wanita bukanlah yang paling tampan wajahnya; melainkan yang bisa membuatnya merasa sang tercantik di dunia. Lelaki tergagah di hati wanita bukanlah yang paling kekar ototnya, melainkan yang mampu mendengar, memahami, & mengerti curahan hatinya. Lelaki terkaya bagi wanita, bukanlah yang terbanyak hartanya. Tapi dia yang pandai bersyukur & mengungkapkan terimakasih padanya.…
-
TETAPLAH
Tetaplah rendah hati dengan segala kelebihan yang tak perlu kami sebutkan lagi, Bang Sandi. Karena sejak sekarang, yang harus lebih banyak kau insyafi justru adalah kekurangan diri. Semakin menanjak jalan yang akan kautempuh. Semakin kencang angin yang akan menghempas. Maka kian kokohkan hubunganmu dengan Allah Yang Maha Rahman. Ya, layang-layang memang hanya akan terbang jika…
-
TERUSLAH BERDOA
Sebab Allah Maha Tahu; do’a bukanlah cara memberitahuNya akan apa yang kita hajatkan. Do’a itu bincang mesra padaNya. Maka teruslah berbincang mesra; hingga bukan hanya isi doanya, melainkan berdoa itu sendirilah yang menjadi kebutuhan dan deru jiwa kita. “Belumlah menjadi hamba sejati”, tulis Ibn ‘Athaillah As Sakandary, “Hingga kita lebih menikmati kemesraan dengan Sang Maha…
-
TELAS LARAS di CINTA PERTAMA
“Kauselimutkan malam, kunyalakan pelita.. Kauciptakan lempung, kubentuk piala.. Kautumbuhkan hutan, kutata taman bunga..” (Muhammmad Iqbal, Payam-i-Masyriq) Konon, konsep estetika Mataraman diasaskan sebagai penghargaan terhadap alam, perjuangan, dan seni kriya manusia. Seperti dikatakan Iqbal dalam ‘Setanggi Timur’-nya di atas, inilah lambang keberserahan diri sebagai hamba Allah sekaligus khalifah di bumi. Maka kita dapati, trah Ki Ageng…