Bagaimana aku bisa pulang, sementara hatiku tak pernah mampu beranjak dari hatimu?
Bagaimana aku bisa kembali, padahal jiwaku tak pernah lepas dari tambatan cintamu?
Bagaimana aku bisa balik, sedang ke manapun aku melangkah, aku hanyalah bayang-bayang bagi doa yang kau langitkan dengan tengadah?
Tapi ragaku memang pergi, untuk menemukan bahwa kau makin cantik di tiap aku kembali.
Tapi kakiku memang berjalan, untuk merasakan cinta yang kian mendalam di tiap tanjakan dan tikungan.
Tapi mataku memang menyusur pemandangan, demi mengeja wajah jelitamu di tiap titik, garis, dan lengkungan.
_______________
@indahnursalim