TUAN GURU dari PEKANBARU

“Maka disebabkan rahmat Allah hai Muhammad ﷺ, kamu lembut kepada mereka. Seandainya kau bersikap kasar lagi berhati keras, niscaya mereka akan pergi menjauh dari sekelilingmu.” (QS Ali ‘Imran: 159)

Inilah penanda rahmat Allah pada seorang da’i; dia berlembut kepada para mad’u-nya. Maka dengan itu kebenaran dari sisi Allah jadi jelita mempesona. Betapa banyak pendaku kebenaran yang dijauhkan dari rahmatNya, lalu bersikap kasar dan berhati keras; hingga manusia lari dari petunjuk, menjauh dari kebenaran, dan antipati pada cahaya.

Orang kafir menghalangi manusia dari kebenaran dengan permusuhannya. Orang munafik menghalangi insan dari kebenaran dengan makarnya. Orang berpenampilan muslim dan berlisan mukmin menghalangi sesama dari kebenaran dengan akhlaq buruknya.

Segala puji bagi Allah yang menghadirkan da’i berbekal limpahan rahmat, dengan kelembutan yang terpancar tuk ummat.

Sungguh kita tak menganggap seorang manusiapun di zaman ini suci di hadapan Allah. Tapi dengan keluasan ilmu, kebernasan fahaman, keadilan timbangan, dan pengertian yang mendalam akan fiqih dakwah dan keadaan negeri, Ust. Abdul Somad telah membawa kecerahan baru bagi ummat.

Luwes karena manthiq yang kokoh dan santun karena balaghah yang mantab khas fuqaha’ Syafi’iyyah, faham perbandingan madzhab dan amat mengetahui variasi aqwal para ‘ulama, ketat pada diri tapi membawa keluasan bagi ummat. Bersama Ust. Abdul Shomad, fiqih kembali pada ashalahnya, “Sesungguhnya Allah menghendaki kemudahan bagimu dan bukan menginginkan kesukaran untukmu”, dan “Allah tidak menjadikan kesempitan di dalam agama.”

Bagi yang dekat, hadiri majelisnya. Bagi yang jauh, cari majelis serupa. Sungguh tiap langkah ke sana dihitung memudahkan jalan ke surga. Betapapun kini kita dimudahkan oleh internet dan media sosial untuk menggapai ilmu, berkah tapak-tapak jalan ke pengajian itu tak tergantikan. Dan di majelis-majelis semacam asuhan beliau, ada adab indah yang berlipat kali lebih bernilai dari ilmu.


Posted

in

by

Tags: