Tag: Sejarah

  • JOSEON

    Tampil menggantikan Dinasti Goeryo yang menguasai Semenanjung Korea selama 5 abad, Kerajaan Joseon memantapkan administrasinya atas wilayah Korea dan memicu kemajuan budaya klasik, perdagangan, pengetahuan, sastra, dan teknologi yang dibasiskan pada falsafah Neo-Konfusianisme dan berkiblat pada Dinasti Ming. Memerintah antara Juli 1392 sampai Oktober 1897, Joseon menghadirkan Raja-raja berbusana Naga. Puncak keemasannya terjadi pada masa…

  • “Keris: Ilmu, Sejarah, Seni, dan Sunnah” | Ustadz Salim A. Fillah | TAUSIYAH SPECIAL EDITION

  • MENYAMBUNG Sultan AGUNG (Bag. 10)

    MENYAMBUNG Sultan AGUNG (Bag. 10) @salimafillah Lambang adalah cara manusia berbudaya menyampaikan pesan agar sampai pada yang dimaksud tanpa perlu ada yang tersakiti. Dalam susastra Mataraman, ada “karyenak tyasing sasama”, membuat hati sesama tetap merasa nyaman. Seiring waktu, kemampuan membaca lambang terkikis. Maka pemahaman keliru tumbuh. Lalu ketidakmasukakalannya dicarikan pembenaran dari hal-hal yang bertentangan dengan…

  • MENYAMBUNG Sultan AGUNG (Bag. 9)

    “Sesungguhnya Allah Maha Indah. Dia mencintai keindahan.” Pernah kita bahas di kesempatan lain bahwa dalam gaya komunikasi Solo punya “umuk”, Jogja punya “glembuk”, dalam kuliner ‘tiyang Sala’ itu “keplek ilat” dan ‘priyantun Ngayukja’ itu falsafahnya “pawon anget”. Nah, dalam konsep seni kedua kakak-beradik pewaris Mataram itu juga punya kekhasan. Konsep seni Surakarta dikenal sebagai “ndudut…

  • MENYAMBUNG Sultan AGUNG (Bag. 8)

    Ziarah ke Tembayat pada tahun 1633 itu konon mengubah Sultan Agung. Semula dia percaya, dialah raja yang terpilih untuk menyatukan Jawa di bawah panji Mataram dan mengusir bangsa nista yang datang menghisap kekayaan Nusantara. Maka selama 20 tahun bertakhta, politik ekspansinya membadai seluruh wilayah. Penaklukan, perang, pertempuran, pemberontakan, penghancuran, dan ujungnya penderitaan rakyat yang tercipta.…

  • MENYAMBUNG Sultan AGUNG (Bag. 7)

    “Wahai yang mengerti cinta hanya dari sastra, bagaimana kau akan sampai ke hatiku tanpa peta?” -Piri Reis, 1465-1554- Setelah berabad-abad di masa Hindu-Budha India jadi inspirasi Nusantara, pujangga Kesultanan Mataram mengarahkan pena lebih jauh; ‘Utsmani. ‘Utsmani dijadikan patron utama peradaban. Saat masih jadi putra mahkota, Sultan Hamengkubuwana II menulis Serat Yusuf; mengisahkan pengucilan seorang pangeran…