Tag: Novel
-
MINUM TEH
Agak terlambat saya menonton ‘Sekigahara’ besutan sutradara Masato Harada yang diadaptasi dari roman berjudul serupa karya Ryōtarō Shiba. Adegan pembukanya menarik sekali. Saat itu sang calon Taiko masih bernama Hashiba Hideyoshi. Sebagai panglima bawahan Oda Nobunaga dia sedang berada di Ōmi dan mampir ke kuil Kanon untuk meminta minum. Seorang calon rahib berusia 10 tahunan…
-
Les Amis de l’ABC
Kawan-kawan ABC. Ini kisah klub pejuang muda menjelang revolusi yang gagal, 1830. Victor Hugo menceritakannya dalam Les Miserables. ABC, dalam bahasa Perancis dilafalkan ah-bay-say, tepat mirip dengan abaissé, artinya ‘yang direndahkan’. Ia gambaran rakyat, pelanduk di tengah gajah dalam Revolusi Perancis. Mereka terus berkorban dan terkorban. Kawan-kawan ABC yang penuh idealisme itu hendak berjuang mengangkat…
-
SANG PANGERAN
(Kutipan Babad Dipanegara yang ditulis dalam pembuangan di Manado pada 1831-1833 dalam bentuk tembang dan beraksara pegon, lebih dari 1000 halaman; diakui sebagai salah satu naskah Memories of The World oleh UNESCO, dan salah satu pionir otobiografi di dunia) MIJIL //sun amedhar suraosing ati/ atembang pamiyos/ pan kinarya anglipur brangtane/ aneng Kitha Manadhu duk kardi/…
-
SANG PANGERAN & JANISSARY TERAKHIR
Sublime PORTE, 15 November 1808 … “Vezir-i âzam..”, kedua orang berseragam Janissary itu bertabik hormat. “Orhan Agha! Murad Agha!”, Musthafa Pasha segera mengenali kedua perwira Beylik pengawal Sultan itu. “Kami gagal meyakinkan para Bolukbashi. Kesatuan-kesatuan Cemaat menolak gagasan ekspedisi jihad selain ke medan Eropa.” Musthafa Pasha mengangguk. “Sultan?” “Tampak bingung. Agaknya beliau dalam pengaruh ibunya,…
-
MERHABA
Kabut selepas subuh mengurai kepekatannya dengan enggan. Udara yang berat terasa mendaki lekak-lekuk bebatan surban di kepala para penumpang perahu berlayar ganda berbentuk segitiga itu. Orang Arab biasa menyebut perahu angkut tangguh yang muncul Jake zaman Nabatean itu sebagai Dhow. Pada akhir November 1823, salju belum turun. Tetapi angin permulaan musim dingin yang keras di…
-
Sang PANGERAN dan JANISSARY Terakhir
Tubuh tinggi besar Ali Basah Sentot Prawiradirja terduduk lemas. Tangannya memegangi sorban merah yang melilit kepalanya. Matanya terpejam. Kumis gagahnya yang biasanya tegak melintang seakan luruh tertunduk. Bibir tebalnya mengomat-ngamitkan entah istighfar entah sesal. Di hadapannya, Basah Nurkandam tegak menanti keputusan terakhir Sang Senapatigung Perang Jawa itu. “Saya tahu, Kangmasmu Raden Rangga Prawiradiningrat, Bupati Wedana…