SEGINI

Segini. Inilah ukuran kenikmatan dunia.

Sebesar apapun syahwat perut kita, rasa nikmat makan sejatinya hanya seluas lidah dan seruang rongga mulut, hanya sedikit melampaui panjang jejari. Lebih dari itu, segala rasa sama sahaja. Lebih dari itu segala bentuk dan warna tak ada bedanya.

Segini. Inilah ukuran kenikmatan dunia.

Bagaimana dengan syahwat di bawah perut? Yang ini seyogianya tak perlu dijelaskan. Tapi jawabnya juga segini. Yang ini memang tak perlu dijelaskan. Dan memang ada takaran yang tak perlu dilampaui.

Tetapi Ya Allah, mengapa amat berat bagi kami menaklukkan keliaran yang ‘segini’ ini? Tetapi Ya Allah, mengapa begitu mudah kami terjatuh dalam goda badaniah yang hanya ‘segini’ ini?

Benarlah Kanjeng Nabi ﷺ yang bersabda,

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ

“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah syahwat menyimpang yang diperturutkan pada perut dan kemaluan, serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ahmad)

Maka awal-awal, amat penting bagi kita menghayati keinsyafan seperti Nabiyyullah Yusuf ‘Alaihissalaam bahwa kita takkan selamat dari tarikan syahwat ini kecuali dengan rahmat dan pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla.

“Dan aku tiada berlepas diri dari hawa nafsuku. Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali apa-apa yang diberi rahmat oleh Rabbku.” (QS. Yusuf: 53)

Maka Ya Allah, inilah kami yang takkan selamat dari diri kami, selain dengan rahmat dan pertolonganMu. Atas itu, inilah di antara doa indah yang diajarkan Sang Nabi ﷺ kepada kita:

اللهم رحمتك أرجو، فلا تكلني إلى نفسي طرفة عين، وأصلح لي شأني كله، لا إله إلا أنت

“Ya Allah, rahmatMu yang kuharap. Maka janganlah Kau serahkan aku pada nafsuku sendiri walau sekejap. Perbaikilah urusanku kesemuanya, sungguh tiada sesembahan yang berhak diibadahi selain Engkau.”


Posted

in

by

Tags: