Suka dikelilingi banyak orang ketika duduk, senang diiring kawan-kawan di kala berjalan, termasuk hal yang ditanyakan para sahabat radhiyallahu ‘anhum, -beserta pakaian bagus, surban indah, dan sandal yang patut-, ketika Nabi ﷺ menyabdakan takkan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat dzarrah kesombongan.
“Bukan itu”, tukas beliau ﷺ. “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”
Tapi dalam soal pesona, hati harus senantiasa waspada. Bukankah memang ada bunga yang dikerumuni lebah dan kupu, tapi ada pula sampah yang dirubung lalat dan kutu? Tak semua pesona itu mulia, naif jika diri ini mudah berbangga.
Maka apakah pesona sejati? Adalah Ibn Qayyim Al Jauziyah pernah menuliskan kalimat indah ini:
من قرت عينه بالله قرت به كل عين
“Siapa yang menjadikan Allah sebagai keterpesonaannya; jadilah ia mempesona bagi semua mata.”
Pernah ditanya Imam Hasan Al Bashri, “Duhai ‘Alimnya Bashrah, mengapa wajah orang-orang yang bertahajjud itu enak dipandang?”
“Bagaimana tidak”, jawab beliau. “Mereka telah melalui malamnya bersama Allah Yang Maha Mulia. Maka cahayaNya telah menerangi mereka, hingga di siang hari mereka memantulkan cahaya itu pada sesamanya.”
Dalam sebuah hadits qudsi yang dibawakan Imam Al Bukhari dari Abu Hurairah, bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman, “…Tiadalah hambaKu mendekat padaKu dengan yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku fardhukan. Dan hambaKu terus mendekat padaKu dengan yang Aku sunnahkan sampai Aku mencintainya. Jika aku telah mencintainya maka Aku menjadi mata yang dia gunakan untuk melihat, telinga yang Dia gunakan untuk mendengar, lisan yang dia gunakan untuk bicara, tangan yang dia gunakan untuk bertindak, dan kaki yang dia gunakan untuk melangkah…”
Jangan pula kita mudah terpesona, apalagi kepada diri sendiri. Sebab sungguh ada banyak kekasih Allah yang pesonanya terhijab dari mata kita yang penuh dosa. “Kusut masai rambutnya, berdebu dan lusuh pakaiannya. Jika melamar dia ditolak, jika memberi rekomendasi takkan dianggap. Adanya tak disadari, hilangnya tidak dicari. Tapi jika dia bersumpah dengan asmaNya, maka Allah ijabah segala maksudnya.”