“Siapa yang mengira dapat selamat dari omongan manusia”, demikian dikatakan Imam Asy Syafi’i, “Maka sungguh telah kehilangan akalnya. Sungguh orang berkata tentang Allah Yang Maha Suci, ‘Yang ketiga daripada tiga’, dan tentang Rasulullah ﷺ yang terpuji, “Si penyihir dan gila”; maka bagaimanakah kita yang tak sebaik keduanya?”
Dengan kesadaran itu, sebagai pribadi kita ingat pula pesan beliau seperti dikutip Imam Ibn ‘Abdil Barr dalam Al Intiqa’:
من عرف نفسه لم يضره ما قيل فيه
“Siapa mengenal dirinya, takkan merugikannya apapun yang dikatakan orang tentangnya.”
Sebab seringkali, hinaan justru hakikatnya pujian. Karena aslinya diri kita, jauh lebih memprihatinkan dari apa yang dikatakan orang. Sebab seringkali kita hanya perlu menjawab tuduhan dengan, “Jika kau benar, semoga Allah mengampuniku. Jika kau keliru, semoga Allah mengampunimu.”
Sebab seringkali, gunjingan justru cara Allah memberi kita kebaikan. “Selamat datang tambahan pahala serta pengurangan dosa, yang tanpa lelah beramal dan tanpa payah berusaha”, ujar Imam Hasan Al Bashri menanggapi ghibah tentangnya.
Dan mari menjauhkan diri dari ikut berperan dalam segala ucap buruk tentang sesama, seperti sabda Nabi ﷺ dalam riwayat Ahmad, “Janganlah seseorang menyampaikan padaku keburukan sesamanya; sungguh aku ingin jika bersua kalian; hatiku dalam keadaan bersih.”
“Lisanmu”, kata Imam Asy Syafi’i lagi, “Jangan pernah kaupakai untuk menyebut kekurangan orang. Karena seluruh dirimu adalah ‘aib dan ‘aurat, sedang tiap manusia punya lisan.”
Maka benarlah Imam Sufyan Ats Tsaury ketika menyampaikan, “Jika di dekatmu seseorang mengajakmu menggunjing orang, maka ketika kau tiada dia juga akan memburukkanmu di depan orang.”
Mari menghindari itu di manapun, bahkan di majelis terhormat yang kadang terselip hal menyerempet ke sana. “Ambillah ilmu para ‘ulama”, ujar Imamnya para Tabi’in Sa’id ibn Jubair, “Tapi diamlah dan jangan libatkan dirimu jika mereka sedang membicarakan orang ‘Alim lain. Sungguh, rasa cemburu di antara mereka, melebihi saling bersaingnya kambing-kambing jantan.”