MUSHALLA DI BUKIT MENOREH

Tepat di atas curug mungil yang cantik ini, di Dusun Madugondo, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat siap menjamu kita.

Kopi Suroloyo, merujuk pada salah satu puncak perbukitan Menoreh, pernah disebut oleh pakar kopi Garasi Penulis Pro-U, Ustadz M. Fauzil ‘Adhim sebagai ‘the best ever after’ dari berbagai kopi yang pernah dicicipnya. Ini karena karakternya yang “fruity”, baik yang berjenis Arabika, Robusta, Liberika, Excelsa, maupun Mocha, asal sangrainya tepat.

Yang istimewa, Pak Rohmat menyajikan kopinya dengan penampin kayu yang di atasnya tersaji juadah, juadah goreng, gebleg, tempe kemul, tape goreng, ubi goreng, singkong, kacang, & pisang rebus. Asyiknya, semua dalam ukuran sak-emplok, alias sesuap habis, menjadikannya teman ngopi yang menggemaskan.

Saya teringat Viennese Coffehouse yang juga masuk dalam daftar ‘Warisan Dunia Tak Benda’ oleh UNESCO. Kebudayaan kafe ala Austria ini dideskripsikan sebagai, “Sebuah tempat di mana ruang & waktu dikonsumsi, tapi hanya kopi yang dicantumkan dalam nota tagihan.” Meja marmer, air putih, & koran adalah pelengkapnya. Dengan kue manis khas seperti Apfelstrudel atau Sachertorte, tart cokelat yang diisi selai aprikot sesekali menemani, gaya hidup berkopi ini mendunia.

Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat kita harapkan juga mampu membentuk sebuah budaya kopi baru, sebagaimana telah masyhurnya Warung Kopi bermadzhab Solong semisal di Ulee Kareng, Aceh yang menyertakan timphan, bingkang, kue adee, kue bhoi, & lainnya.

Para penikmat kopi yang shalih & shalihah, ketika ‘budaya warung kopi’ ataupun ‘kafe’ menjadi identik dengan buang waktu & bincang kesia-siaan bahkan dosa; penting juga kita mengembalikan kopi kepada ashalah nilainya ketika dibawa dari Dataran Tinggi Etiophia ke kota Mukha’ di Yaman oleh muslimin permulaan abad ke-8. Kopi, sejak itu adalah sahabat ahli ibadah dan ahli ilmu. Ia menegakkan punggung para ‘abid agar kuat berlama qiyamullail. Ia pula menyangga mata para ‘ulama serta pelajar untuk mendaras kitab & berdiskusi.

Nah, semangat inilah yang hendak pula dihidupkan Pak Rohmat di Kedai Kopi Menorehnya. Beliau ingin sekali memiliki sebuah Mushalla yang luas sebagai fasilitas ‘ibadah bagi para pengunjung. Bahkan mungkin juga nantinya, sebuah perpustakaan yang menghidupkan suasana keilmuan.

Bagi Shalih(in+at) yang berkenan turut bersaham dalam mewujudkan asasan tempat ibadah ini, dapat mengirimkan cinta melalui Bendahara Panitia Pembangunan Mushalla Menoreh:

Bank BRI
a.n Sofyan Ari Subechi
no rek. 6632-01-001723-50-7

Konfirmasi setelah transfer kepada Mas Sujono, melalui WA/SMS/telpon di nomer 085643188110.

Semoga Allah ridhai ikhtiyar mulia ini. Akhirnya, mengutip Mas Pepeng, peracik KlinikKopi & roaster yang amat disegani, “Kopi tanpa narasi hanyalah air berwarna hitam”. Narasikan kopimu!15895191_1197583407001443_3685860563100582042_n


Posted

in

by

Tags: