Betapa indah suami dan ayah yang menyempatkan penyegaran sejenak sebelum sampai dan mengetuk pintu rumah. Agar sepulang nanti dia tetap dapat meneladani Rasulullah ﷺ yang suatu hari menakjubkan Abu Hurairah kala dijadikan kuda-kudaan oleh kedua cucu tercinta.
“Betapa tunggangan kalian berdua adalah tunggangan terbaik di seluruh lapis langit dan petala bumi!”
Berkemas untuk kembali pada keluarga selaiknya lebih sungguh-sungguh daripada berhias jelang berangkat. Sebab yang akan menyambut di rumah bukan sekedar kepentingan, melainkan cinta dan kesetiaan. Hingga seperti Nabi ﷺ dan ‘Aisyah saling menyandarkan kepala ke dada, menyimak tilawah atau berbagi syair serta cerita, berbonceng di atas tunggangan, menyaksikan pertunjukan dengan pipi menempel pipi, ataupun berlomba lari.
Kesegaran diri dalam pulang akan menjadi asas pewarisan iman. Inilah barangkali mengapa Rasulullah ﷺ selain sebelum shalatnya, senantiasa bersiwak saat akan masuk ke rumahnya.
Rasulullah ﷺ bersama sahabat ketika kembali dari perjalanan jihad juga tak langsung memasuki Madinah melainkan berkemah di mata air sejelang kota. Agar para suami ini mandi bersuci, bersiwak berwewangi, menipiskan kumis, merapikan janggut, dan memakai pakaian yang indah rapi. Agar para istri di rumah juga menyiapkan sambutan; diri yang jelita, dandanan memesona, hidangan yang lezat, serta rumah yang tertata.
Begitulah agar perjalanan jihad tetap terjaga keagungannya di mata sang istri. Begitulah agar safar dakwah tetap terjaga kemuliaannya di pikiran anak-anak. Begitulah agar kegiatan berkah tetap terjaga keindahannya di dalam hati seluruh keluarga. Begitulah agar seluruh isi rumah berada dalam derap perjuangan yang senantiasa penuh gairah.
Mari menjadi suami yang gegap gempita ketika pulang, berseri-seri menemani anak bermain dan menyimak kisah seru mereka, walau beberapa jenak kemudian harus pamit beristirahat sebab lelahya memang tak tertahan jua. Pamit dengan senyum. Pamit dengan santun. Pamit dengan elusan di kepala, kecup mesra di dahinya, serta bisik doa di telinga.
Ini latihan pulang kita. Sebab pulang sejati nanti haruslah sebaik-baik diri, pulang kepada Ilahi.