JEJAK yang #MNCRGKNSKL

Majelis Jejak Nabi pertama dibuka di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Saat itu, ia hanya sebuah hasrat kecil agar ada tempat yang menyajikan keindahan pribadi Rasulillah ﷺ untuk mengisi ruang kosong di dada kita tentang teladan menjadi manusia, menjadi muslim, menjadi mukmin, muhsin, mushlih, dan muttaqin.
.

Betapa terharap majelis itu dapat menampakkan senyum Rasulullah ﷺ hingga kita tersenyum sepertinya; menggambarkan tangis Rasulullah ﷺ hingga kita menangis bersamanya; melukiskan cinta kasih Rasulullah ﷺ hingga kita berkasih sayang sepertinya; memperlihatkan keperwiraan Rasulullah ﷺ hingga kita berani sepertinya.. Hingga kita berbaring, duduk, berdiri, berjalan, dan berlari; menjadi lelaki, suami, ayah, kakek, sahabat, panglima, pemimpin, serta guru dengan meniti teladan beliau ﷺ.
.

Tapi siapalah Salim A. Fillah; hanya thuwailibil ‘ilm, masih harus bersusah payah mendidik hatinya yang kebat-kebit agar menjadi pencinta sirah & pengikut sunnah.
.

Maka harapan terbesar di hatinya adalah agar mereka, para guru yang lebih kokoh ilmunya, lebih mendalam pemahamannya, lebih merasuk penghayatannya, lebih berhak tuk mengasuh majelisnya; berkenan menyisihkan waktu mereka yang amat mahal tuk duduk & bertekun mengenalkan Rasulullah ﷺ pada khalayak.
.

Alhamdulillah, kini kian merebak kajian sirah, kian besar kesadaran atas pentingnya menghadirkan Rasulullah di hati & benak diri maupun anak-anak; bahwa sirah ternyata adalah gambaran yang paling mudah disalin ke dalam pribadi atas bagaimana Al Quran & Sunnah diamalkan oleh generasi terbaik ummat ini.
.

PT Jejak Imani yang dibentuk beberapa tahun lalu adalah wasilah bagi pinta para jama’ah kajian, yang menghendaki dilaksanakannya beberapa pembahasan di tempat terjadinya peristiwa sirah. Dalam ukhuwah yang mesra, kita ingin bertamu pada Allah, menyusuri senyum & airmata Rasulullah ﷺ.


Posted

in

by

Tags: