“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji dengan berlapis perintah dan larangan, maka dia menunaikannya dengan sempurna..” (QS Al Baqarah: 124)
.
“Lihatlah Allah telah mengujinya dengan bintang, bulan, dan matahari”, ujar Imam Hasan Al Bashri, “Dan dia meneguhkan imannya pada Rabb semesta alam. Bahkan Allah mengujinya dengan api setelah meruntuhkan berhala dengan kapak kecerdasan, dan diapun bersabar hingga apipun dingin dan keselamatan baginya. Lalu Allah mengujinya dengan debat membungkam tiran hingga harus hijrah yang berpindah-pindah, diapun tegar. Sampai-sampai Allah mengujinya dengan istri dan anak yang amat dicintainya, meninggalkan mereka di lembah tak bertanaman hingga menyembelihnya, dan diapun berserah diri dengan sempurna.”
.
Maka Allah berfirman kepadanya:
.
“Sesungguhnya Aku menjadikanmu sebagai imam bagi seluruh manusia..” (QS Al Baqarah: 124)
.
Keimaman apakah sementara dia bukanlah raja? Keimaman apakah sedangkan dia tak berkuasa? Keimaman itu adalah digerakkannya hati manusia mengikuti teladannya, digerakkannya jiwa raga manusia mendatangi rumah yang dibinanya, digerakkannya ruh dan jasad menghayati manasiknya.
.
“Ibrahim berkata, ‘Dan anak turunku pula?’.. (QS Al Baqarah: 124)
.
Permintaan amat fitri dari seorang bapak yang penuh cinta. Maka apa jawab Rabb kita ‘Azza wa Jalla?
.
“Allah berfirman, ‘JanjiKu tidak mengenai orang-orang yang aniaya.” (QS Al Baqarah: 124)
.
Keimaman itu rupanya hanya pantas bagi orang yang adil, yang keadilannya tanpa mempersekutukan Allah. Adil, yang keadilannya berdasar pranata Rabbani. Adil, yang kebenciannya pada suatu kaum tidak menghalanginya tuk selalu lurus.
IBRAHIM (1)
by
Tags: