HUD-HUD dan SATO-SAN

Barangkali kisah tentang baiknya orang-orang Jepang sudah bertebaran. Izinkan kali ini saya sebagai Hud-hud bagi para pembaca yang adalah Sulaiman sahaya, menambahkan satu lagi cerita manis.

Kemarin malam saya terjadwal mendarat di Haneda, Tokyo, jam 22.00 malam. Saya baru sadar saat cek-in di Kuala Lumpur siang harinya bahwa penerbangan lanjutan ke Kumamoto baru akan berangkat pagi berikutnya jam 07.10 waktu setempat.

Jadi saya harus keluar mengurus imigrasi dan bagasi di Haneda, baru kemudian menuju Terminal Domestik.

Meski sempat menghubungi Panitia, tapi bersebab waktunya terlalu mendesak, saya bergegas mencari inapan sendiri di Haneda. Dengan menumpang bus dari Terminal Internasional ke Terminal 2 Domestik tempat saya akan cek in esok paginya, saya bergegas ke bagian penerangan. Hanya ada hotel Excel Tokyu di terminal itu, yang saya dapati di ujung lantai 2. Ternyata rate per malam termurah di sana 15.000 JPY. Ah, saya hanya membawa bekal sisa JPY 13.000 saja, dan memang di situ tidak bisa dibayar dengan mata uang lain. Saya minta izin keluar mencari ATM. Dua tiga ATM saya coba, tidak ada yang bertanda Visa. Dan memang gagal.

Akhirnya saya kembali ke Hotel dan memutuskan balik ke Terminal Internasional yang barangkali masih ada penukaran uang yang buka. Lelah. Jauh. Sudah terbayang sahaja ingin segera menggeletak. Mendadak seorang Bapak tua, pegawai hotel bagian sambut tamu, yang usianya mungkin sudah 70-an menahan tangan saya dan meminta saya meletakkan koper di suatu sudut. Dia menawarkan diri mengantar ke ATM.

Ojichang (kakek-kakek) ini namanya Sato-San. Betul, kami keluar, dia tunjukkan satu persatu ATM untuk saya coba, hingga tak terasa kami berjalan sampai jauuuuuuuuuuuuhhhh sekali. Dan dia terus meyakinkan, pasti nanti ada yang bisa. Dan akhirnya, tanda Visa! Kami dapati setelah putar sana-sini di terminal itu. Melihat saya berhasil ambil uang, raut bahagianya jauh lebih cerah dari saya. Kami kembali sambil mengobrol dengan bahasa Inggrisnya yang terbata-bata. Selesai cek-in, saya berusaha memberinya tip, tapi dia menolak dengan keras. Dia mengatakan, bahwa dia bahagia sekali tamu asing seperti saya bisa istirahat di hotel tempatnya bekerja setelah dia bantu ‘mencari uang’.

Sato-San, kenangan manis di kunjungan ke Jepang kali ini, menjumpa kembali saudara-saudara di Pulau Kyushu, khususnya di Kumamoto yang tahun lalu ditimpa musibah gempa. Para Shalih(in+at) Sulaiman sahaya, inilah lahan dakwah yang haus hidayah. Negeri yang punya Amaterasu Omikami, sebagaimana Ahli Saba’ “Yasjuduuna lisy Syams”. Saya Hud-hud, mengundang Antum hadir membawa cahaya.?


Posted

in

by

Tags: