Ada banyak nama Hammad sepanjang sejarah, dan kisah laku terpuji mereka amat cerah.
Di antara mereka adalah Hammad ibn Salamah ibn Dinar (91-167 H), seorang ‘Alim yang begitu menjaga jarak dari bid’ah dan amat enggan berdekat-dekat dengan para penguasa.
Imam Ahmad mengatakan tentang beliau, “Jika kaulihat seseorang membenci Hammad atau memfitnahnya, saksikanlah bahwa dia adalah musuh kebenaran dan musuh sunnah.” Tingkat ketsiqahannya sebagai perawi dipuji oleh Yahya ibn Ma’in, dan Imam para zahid ‘Abdullah ibn Al Mubarak membanggakan diri sebagai muridnya.
Ada juga Hammad ibn Abi Sulaiman (wafat 120 H), yang amat faqih namun bukan Ahli Hadits. Tentang kedudukannya, Imam Adz Dzahabi menulis dalam Siyar A’lamin Nubala’, “Orang yang paling faqih di Kufah adalah Sayyidina ‘Ali dan Ibnu Mas’ud, dan murid kedua-dua mereka yang paling faqih adalah ‘Alqamah, dan murid ‘Alqamah yang paling faqih adalah Ibrahim An Nakha’i, dan murid Ibrahim yang paling faqih adalah Hammad ibn Abi Sulaiman, dan murid Hammad yang paling faqih adalah Abu Hanifah, dan murid Abu Hanifah yang paling faqih adalah Abu Yusuf, dan muridnya yang paling faqih adalah Muhammad bin Hasan Asy Syaibani, dan murid Muhammad yang paling faqih adalah Al Imam Muhammad ibn Idris Asy Syafi’i, Rahimahumullahu Ta’ala.”
Karena cintanya pada sang guru ini, Imam Abu Hanifah juga menamai putranya, Hammad ibn An Nu’man. Pemuda luhur inilah yang pada suatu hari hadir ke majelis Imam Malik ibn Anas di Madinah, lalu memberi penghormatan dan menyampaikan salam cinta Ayahnya pada Imam Daril Hijrah yang membuat takjub para murid Madrasah Ahlil Hadits. Dia lalu menunggu hingga majelis usai, lalu minta izin berbincang pribadi dengan Malik. Di majelis berikutnya Sang Malik berkata, “Sungguh Abu Hanifah dimuliakan Allah dengan seorang putra yang amat mulia.”
Hammad yang menjadi nama bandara tempat singgah saya tempo hari, juga patut selalu kita doakan dengan kebaikan. Hammad ibn Khalifa Al Thani, yang menjadi Emir Qatar sejak 1995 hingga mengundurkan diri karena alasan kesehatan pada 2013, adalah -masih- satu-satunya pemimpin Timur Tengah yang berkunjung ke Gaza yang diblokade penjajah Zionis pada tahun 2012. Memimpin negeri mungil dengan GDP termasuk terbesar di dunia, diapun menjadikan Qatar salah satu negeri paling dermawan membantu kaum muslimin di Palestina, Suriah, dan kawasan lain. Putra yang menggantikannya, Syaikh Tamim ibn Hammad Al Thani, semoga dijaga dan dibimbing Allah