Adalah Imam At Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits Nabi ﷺ
.
اتقوا فراسة المؤمن فإنه ينظر بنور الله
.
“Takutlah pada firasat seorang mukmin. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah.”
.
Sungguh kita bisa merasakan, orang-orang shalih punya satu kepekaan di dalam pergaulannya. Sampai para salafush shalih dulu mengatakan, “Perhatikan kedudukanmu di sisi Allah dari bagaimana para kekasihNya bersikap kepadamu. Sungguh bersebab dosa durhaka dari maksiatmu padaNya, bisa jadi Allah sisipkan setitik perasaan benci padamu di hati orang-orang beriman.”
.
Terkadang ia memang hanya perasaan tak nyaman yang tak terjelaskan. Tapi di titik tertentu, ia menjelma amat nyata.
.
Seorang lelaki dari kalangan sahabat belia masuk menghadiri majelis Sayyidina ‘Utsman ibn ‘Affan Radhiyallaahu ‘Anh, demikian dikisahkan Imam Tajuddin As Subki dalam Thabaqat-nya. Tetiba Sang Dzun Nurain menatap tajam ke arahnya dan menudingkan telunjuk sembari bertitah, “Takutlah kepada Allah dan bertaubatlah kepadaNya, atau akan kukenakan hukuman ta’zir padamu sebagai peringatan bagi semua. Sungguh demi Allah, di matamu aku melihat ada bekas-bekas zina.”
.
“Subhanallah”, sang lelaki terperanjat. “Apakah wahyu masih turun, sehingga Amirul Mukminin mengetahui perkara yang gaib semacam ini?” Dia menyadari, dalam perjalanan menuju Masjid tadi dia berpapasan dengan seorang perempuan jelita. Dari tak sengaja, pandangannya berterusan hingga syahwatpun terbangkitkan. Tapi ya sampai di situ saja. Tidak lebih.
.
“Bukan”, sahut Sayyidina ‘Utsman. “Ini bukan wahyu, hanyasanya ia adalah firasat seorang mukmin.”
.
Membaca riwayat ini, kita-kita para lelaki di zaman yang #mncrgknskl tak dapat tidak hanya bisa berkata, “Duh.. Duh.. Duh.. Untunglah kita tak hidup sezaman dan bertemu Sayyidina ‘Utsman. Jika beliau melihat kita, akan macam apa tegurannya?”?
.
Ah, kita ini memang se-#mncrgknskl-#mncrgknskl-nya #mncrgknskl.
FIRASAT yang #MNCRGKNSKL
by
Tags: