CEREWET SHALIHAH

Mengapa di dalam Al Quran, tercantum banyak dialog antara Ayah dengan anak namun tak tersimak diskusi Ibu dengan putra-putrinya? Ada Ibrahim dengan Isma’il, ada Ya’qub dengan anak-cucunya, ada Luqman dengan anak lelakinya. Di mana para ibu?

Sebagian ‘ulama mengatakan, hal ini disebabkan para Ibu tak perlu diberi contoh berbincang oleh Al Quran pun mereka akan banyak berbicara dengan anaknya. Tapi para bapak, jika tak dituntun oleh wahyu, akan sangat berjarak hubungan komunikasinya. Bicaranya irit dan seperlunya.

Padahal para Bapak punya tugas menanamkan konsep-konsep besar keimanan dalam kehidupan pada anaknya. Seperti dicontohkan Luqman; Tauhid, Muraqabatullah, Ibadah, Akhlaq, dan Adab. Lalu para ibu, yang memang lebih banyak bicara, apa tugasnya?

Mereka ‘mewakili’ Allah. Jika dulu Rabb semesta alamlah yang mengajarkan kepada Adam al asma’, isim-isim, nama-nama benda, kosa-kata; maka kini pada anak manusia, para ibu yang tertugas atas pengenalan itu. Mereka bertanggungjawab mencerdaskan anak-anaknya dengan kekayaan kosa-kata dan keterampilan berbahasanya.

Beruntunglah yang memiliki istri cerewet, ia jadi bekal kecerdasan anak-anak. Lebih beruntung lagi yang pasangannya cerewet shalihah, semoga jadi bekal kepintaran untuk menggapai keberhasilan dunia dan akhirat.
___________
Langgani @prouchannel di Instagram dan “Pro-You Channel” di Youtube untuk bincang bersama kami, juga versi lengkap dari pembicaraan ini. Jazaakumullaahu khayran @islamdiary untuk hadirnya potongan video nan #MNCRGKNSKL ini.

https://www.facebook.com/salim.a.fillah/videos/1454933691266412/


Posted

in

by

Tags: