Category: Puisi

  • INDAH

    Jika kautanya padaku seberapa dalam cintaku.. Lisanku pasti terkunci, tak mampu menjawab lagi.. Karena kata “seberapa” masih dapat diukur adanya.. Sedang aku tak lagi dapat berhitung sejak hatiku ditambah hatimu sama dengan satu.. Jika kautanya padaku seberapa menyatu kau dan aku.. Dalam ikatan yang merentang ruang dan waktu.. Lisanku pasti terkunci, tak mampu menjawab lagi..…

  • BAGAIMANA?

    Bagaimana aku bisa pulang, sementara hatiku tak pernah mampu beranjak dari hatimu? Bagaimana aku bisa kembali, padahal jiwaku tak pernah lepas dari tambatan cintamu? Bagaimana aku bisa balik, sedang ke manapun aku melangkah, aku hanyalah bayang-bayang bagi doa yang kau langitkan dengan tengadah? Tapi ragaku memang pergi, untuk menemukan bahwa kau makin cantik di tiap…

  • KANGEN

    Kucampur susu ke dalam kopiku, kuletak sewadah misk di dekat cangkirnya. Tapi tanpa hadirmu, lembut dan harumnya begitu fana. Kutuang madu ke dalam tehku, kutaruh bunga di samping cawannya. Tapi tanpa senyummu, ada pahit menyesak memenuhi dada. Jarak dan waktu coba menyembunyikan kecantikanmu. Sayang keduanya tak tahu; bahwa senyum yang terukir di hatiku lebih jelita…

  • BELUM HAJI

    Bagi yang belum terrizqi haji tahun ini; terhadiahkan ungkapan indah Imam Ibn Rajab Al Hanbaly dalam Lathaiful Ma’arif; berribu maaf bersebab terjemah kami amat jauh dari sastrawi.. ‏من لم يستطع الوقوف بعرفة فليقف عند حدود الله الذي عرفه Siapa belum mampu berdiam-wukuf di ‘Arafah suci; hendaklah dia berhenti pada batas hukum Allah yang telah dia…

  • PUJANGGA, Ahli IBADAH

    Yang satu lebih dikenal sebagai Raja yang banyak membangun, yang satu masyhur sebagai pujangga Jawa. Tapi keduanya punya persamaan; sama-sama ahli ibadah, sama-sama menulis karya sastra. RM Duksina yang naik takhta sebagai Sri Susuhunan Pakubuwana IX adalah putra sang pahlawan, Sunan PB VI. Sementara R.Ng. Ranggawarsita adalah putra Mas Ngabehi Pajangswara. Dari sinilah kedua pujangga…

  • BABAD DIPANEGARA

    (Ditulis dalam pembuangan di Manado, 1831-1832) Naskah asli dalam tulisan Arab Pegon; bagian awal ditembangkan dengan serat MIJIL: //sun amedhar suraosing ati/ atembang pamiyos/ pan kinarya anglipur brangtane/ aneng Kitha Manadhu duk kardi/ tan ana kaeksi/ nging sihing Hyang Agung// //mapan kathah kang karesing galih/ ing tingkah kadudon/ pan mangkana ing tyas pangasthine/ kaya paran…