Category: Inspirasi
-
MAKKAH SEDALAM CINTA
Jika kau merindu Makkah, sesekali abaikanlah bayangan tentang gedung-gedung yang menjulang gagah, juga jam raksasa yang berdetak mengabarkan kian dekatnya sa’ah. Tapi biarkan khayal itu menyusuri bukit-bukit yang kini bebatuannya pecah-pecah, yang di tengahnya dulu terjepit sebuah lembah. Di situlah semua bermula, dalam doa di dekat bangunan tua yang tetap terjaga bersahaja. “Ya Rabb kami,…
-
MENJUMPUT BERKAH
Lelaki itu memang berpembawaan pemalu dan canggung. Tapi hari ini dia menabahkan diri berada dalam antrian yang tak lazim baginya. Perawakannya tinggi dengan kulit tak terlalu putih. Wajahnya tampan, dengan beberapa titik bekas cacar yang menghiasi. “Hai ‘Utsman”, tegur seseorang dengan berbinar, “Kau ini juga termasuk yang terkaya di antara penduduk Madinah. Buat apa kau…
-
Pesona ADAB dan ILMU
Saya selalu ingat adegan dalam serial lawas itu. Imam Daril Hijrah yang agung, Malik ibn Anas, dengan jubah birunya yang indah dan ‘imamah putihnya yang megah duduk dalam sikap sempurna membacakan hadits-hadits Rasulillah ﷺ. Para murid duduk menunduk, mencatat dengan khidmat, dan memerinci penjelasan Sang Guru dengan cermat. Di tengah majelis, seorang pemuda tampan bercambang…
-
LUKA ITU
Hantaman itu mengenai salah satu sisi wajah beliau ﷺ. Dengan helm baja bertali rantai, benturan keras itu melesakkan cincin-cincin besinya ke dalam pelipis. Dari ujung bibir meleleh pula darah, sebab memar di pipi rupanya hanya tampak luar dari pukulan yang telah memecahkan gigi di dalam rongga mulutnya. Wajah mulia itu meringis merasakan sakit. Beberapa sahabat…
-
UHUD adalah HARIMU
Uhud adalah harimu, duhai yang rela tubuhnya dirajah luka. Karena kau tak rela seujung rambut ataupun seserpih kulit Nabi ﷺ tercinta disentuh lagi senjata durjana. Maka dengan tubuh kelelahan dan darah menetes-menetes, kaurentang jasad memperisai kekasih Allah. Uhud adalah harimu, duhai yang 70 sabetan pedang, tusukan panah, dan hunjaman tombak menorehkan kesaksian. Sementara bibirmu bergetar…
-
PT JEJAK IMANI BERKAH (PPIU no 924/2017)
Majelis Jejak Nabi pertama dibuka di Masjid Jogokariyan. Saat itu, ia hanya sebuah hasrat kecil agar ada tempat yang menyajikan keindahan pribadi Rasulillah ﷺ untuk mengisi ruang kosong di dada kita tentang teladan menjadi manusia, menjadi muslim, menjadi mukmin, muhsin, mushlih, dan muttaqin. Betapa terharap majelis itu dapat menampakkan senyum Rasulullah ﷺ hingga kita tersenyum…