Author: Salim A. Fillah
-
ALLAHU WAHDAH
“Allahu Wahdah… Inya mambari kada bawadah, inya maambil kada bapadah. Allah Yang Maha Esa. Jika memberi, tiada berbatas karuniaNya. Jika mengambil, tak perlu bicara, itu hakNya semata.” Bermula dari Nagara Tanjungpuri dengan 5 panglimanya yang masyhur; Panglima Alai yang cerdik dan ahli siasat, Panglima Tabalong yang perkasa dan pemberani, Panglima Balangan yang tampan dan suka…
-
MAKNA RIZQI
Di antara makna rizqi adalah segala yang keluar masuk bagi diri dengan anugrah manfaat sejati. Nikmat adalah rasa yang terindra dari sifat maslahatnya. Kasur yang empuk dapat dibeli, tapi tidur yang nyenyak adalah rizqi. Ia dapat saja terkarunia di alas koran yang lusuh, dan bukan di ranjang kencana yang teduh. Hidangan yang mahal dapat dipesan,…
-
PASAR
Pagi ini, di Lok Baintan, di mana akad-akad jual beli terapung di Sungai Martapura yang jadi urat nadi penghidupan ribuan orang, tetiba saya teringat kisah tentang cenil. Pernah makan cenil? Itu makanan terbuat dari tepung kanji yang dimasak menjadi camilan kenyal seukuran ibu jari, dicomoti, dan tersaji warna-warni. Taburannya adalah kelapa parut yang dikukus bersama…
-
PARA MUDA
“Nahnu naqushshu ‘alaika naba-ahum bil haq.. Kami ceritakan berita tentang mereka kepadamu hai Muhammad ﷺ dengan kebenaran..” Kami ceritakan dengan sungguh-sungguh, dan ini kisah tentang bagaimana iman begitu tangguh, dengan hikayat yang betul-betul menyentuh.. Mengapa perlu dikabarkan bagi para penerus dengan amat serius? “Innahum fityatun.. Mereka adalah para pemuda.” Karena kemudaan berarti masih hijaunya mereka.…
-
BERTAMU pada ALLAH di Bulan SUCI
Di bumi yang hiruk-pikuk, ruh kita adalah makhluq yang asing dan kesepian. Ia berasal dari Allah, dan ingin bergegas kembali padaNya. Tapi jasad yang tercipta dari tanah, inginnya berlama-lama di bumi. Maka sampai batas waktu yang ditentukan ia harus bertahan, ia harus dikuatkan. Ruh selalu merindukan keterhubungan langsung antara kehambaannya yang fana dan kekuatan abadi.…
-
INI SUPIRKU, Mana Supirmu?
Dalam perjalanan hijrah, ketika menyusur tepian Laut, seseorang yang mengenali Abu Bakr Ash Shiddiq bertanya padanya, “Siapa yang berkendara unta bersamamu itu?” “Dia ini penunjuk jalanku”, sahut Ash Shiddiq. Orang itu, mengangguk-angguk. Tentu frasa ‘penunjuk jalan’ yang difahami orang itu agak berbeda dengan yang dimaksud batin Abu Bakr. Karena yang berboncengan bersama Ash Shiddiq adalah…