Ada cara untuk menguatkan cinta kepada Ibu, kepada Istri, dan kepada anak sekaligus. Yakni; dampingilah proses persalinan istri.
Hayatilah bahwa sang calon Ibu, makhluq Allah yang mulia ini nyawanya berada di ujung tanduk. Serangan rasa nyeri luar biasa menyergap ketika rahim mulai berkontraksi. Makin lama kian sering dan kian menusuk-nusuk. Seluruh saraf perasa sakit serasa dirajah-rajah oleh sejuta sembilu. Otot-otot serasa dikejangkan dan diacak lalu disusun kembali, berulang-ulang tanpa henti. Tulang-tulang seperti dibetoti, diregang dari sendi, dan dipuntiri. Puncaknya, ketika sang bayi sudah saatnya menghirup udara dunia, maka yang dirasakan sang Ibu adalah perobekan luas, luka jerih yang berdarah-darah, dan tubuh yang dipaksa untuk berkelojotan menuntaskan bebannya.Rasa sakit itu, sungguh tak terkatakan.
Hayatilah bahwa sang calon Ibu, makhluq Allah yang mulia ini nyawanya berada di ujung tanduk. Serangan rasa nyeri luar biasa menyergap ketika rahim mulai berkontraksi. Makin lama kian sering dan kian menusuk-nusuk. Seluruh saraf perasa sakit serasa dirajah-rajah oleh sejuta sembilu. Otot-otot serasa dikejangkan dan diacak lalu disusun kembali, berulang-ulang tanpa henti. Tulang-tulang seperti dibetoti, diregang dari sendi, dan dipuntiri. Puncaknya, ketika sang bayi sudah saatnya menghirup udara dunia, maka yang dirasakan sang Ibu adalah perobekan luas, luka jerih yang berdarah-darah, dan tubuh yang dipaksa untuk berkelojotan menuntaskan bebannya.Rasa sakit itu, sungguh tak terkatakan.
Tetapi lihatlah itu, ketika luka robek masih menyemburkan darah, ketika tenaga tubuh habis lunglai disadap persalinan, ketika rasa lelah timbun-menimbun dengan nyeri menyayat tanpa henti, sang ibu tersenyum begitu indahnya. Seakan semua rasa sakit itu sirna ketika sang bayi yang menangis demikian keras diletakkan di atas dadanya, dalam pelukannya.
Adakah cinta yang lebih cinta daripadanya?