Apakah beda antara wujud dan hadhir?
Wujud adalah keberadaan di tengah yang lain. Ada, sebagai salah satu unsur yang menyusun keseluruhan. Ada, sebagai bagian yang jika hilang, maka kesatuannya menjadi tak utuh.
Tapi hadhir adalah keberadaan yang proaktif dan progresif memberi nilai tambah serta makna-makna baru. Hadhir melampaui wujud; ia bukan sekedar bagian dari keseluruhan, melainkan yang membuat keseluruhan itu berdaya, bergerak, serta melahirkan perasaan, pikiran, cara pandang, sikap, dan tindakan. Hadhir melampaui wujud, absennya bukan hanya menjadikan kesatuan tak lagi utuh, melainkan cacat, kehilangan kemampuan melihat, mendengar, merasa, berpikir, bergerak, dan bahkan mati.
Dalam keluarga, ada suami atau ayah yang wujud, ada pula yang hadhir. Ada istri serta ibu yang hadhir, namun tak sedikit yang hanya mencapai derajat wujud. Demikian pula status “anak”, “kakak”, dan “adik”.
Yang wujud, ada sekedar sebagai status. Atau tampak ada, tapi ia disibukkan bukan oleh hidup dan yang bermanfaat. Yang hadhir mengisi hati, akal, dan seluruh detak-detik kita dengan cinta, perhatian, ketegasan, kedewasaan, penumbuhan, serta pengembangan.
Hadhir adalah rasa termanis, terlembut, dan terhangat yang dipersembahkan manusia dari keberadaannya.
Itulah barangkali mengapa dalam Bahasa Arab, peradaban disebut Al Hadharah. Sebab ia adalah sekumpulan kehadiran, sehimpun eksistensi yang berkontribusi memberi nilai dan arti bagi kemanusiaan insan dan kemajuan kehidupan.
Mari berjuang agar kita selalu hadhir, tak sekedar wujud. Hadhir dengan adab untuk merintis peradaban yang berkeadaban.