Betapa terharap majelis itu dapat menampakkan senyum Rasulullah ﷺ hingga kitapun tersenyum sepertinya; menggambarkan tangis Rasulullah ﷺ hingga kitapun menangis bersamanya; melukiskan cinta kasih Rasulullah ﷺ hingga kitapun berkasih sayang sepertinya; memperlihatkan keperwiraan Rasulullah ﷺ hingga kitapun berani sepertinya.. Hingga kita berbaring, duduk, berdiri, berjalan, dan berlari; menjadi lelaki, suami, ayah, kakek, sahabat, panglima, pemimpin, serta guru dengan meniti teladan beliau ﷺ.
Tapi siapalah Salim A. Fillah; hanya thuwailibil ‘ilm, masih harus bersusah payah mendidik hatinya yang kebat-kebit agar menjadi pencinta sirah dan pengikut sunnah.
Maka harapan terbesar di hatinya adalah agar mereka-mereka, para guru yang lebih kokoh keilmuannya, lebih mendalam pemahamannya, lebih merasuk penghayatannya, lebih berhak untuk mengasuh majelisnya; berkenan menyisihkan waktu mereka yang amat mahal untuk duduk dan bertekun mengenalkan Rasulullah ﷺ pada khalayak.
Alhamdulillah, kini kian merebak kajian sirah, kian besar kesadaran atas pentingnya menghadirkan Rasulullah di hati dan benak diri maupun anak-anak; dan bahwa sirah ternyata adalah gambaran yang paling mudah disalin ke dalam pribadi-pribadi atas bagaimana Al Quran dan Sunnah diamalkan oleh generasi terbaik ummat ini.
Dan Majelis Jejak Nabi, dengan kefaqiran ilmu & kedha’ifan pengasuhnya; setelah berjalan rutin di sekira 10 kota, masih harus meminta maaf pada banyak jama’ah di kota lain yang mengharapkannya hadir namun belum tertakdir.
‘Umrah Jejak Nabi 5 yang baru usai, beberapa tahun lalu adalah pinta para jama’ah kajian, yang menghendaki dilaksanakannya beberapa pembahasan di tempat terjadinya peristiwa sirah nabawiyah. Semoga PT Jejak Imani Berkah yang dibentuk sebagai wasilahnya terjaga dalam ashalahnya; untuk melayani orang-orang shalih yang hendak bertamu pada Allah, menyusuri senyum & airmata Rasulullah ﷺ.
Shalih(in+at), follow Akun Media Sosial “Jejak Imani” seperti tertera dalam gambar untuk ingo keberangkatan tiap bulan bersama guru-guru Salim yang lain. Ahlan wa Sahlan.?