Pada tahun 1640, Sultan Agung Hanyakrakusuma, penguasa ketiga Kerajaan Sultan Mataram di Jawa, mengirimkan utusan kepada Sultan Turki Utsmani yang ketika itu dijabat oleh Murad IV, yang kemudian utusan ini – menurut suatu cerita – hanya bisa sampai di Makkah dan kemudian diwakili oleh Zaid bin Muhsin Al-Hasyimi, seorang Syarif Makkah di bawah Turki Utsmani saat itu.
Sultan Agung dari Mataram diberikan gelar “Sultan Abdullah Muhammad Maulana Mataram Jawi” yang dengan gelar ini mengukuhkan Sultan Agung sebagai satu ikatan dengan Daulah Utsmaniyah untuk kemudian memberikan satu arahan peradaban bagi masyarakat di nusantara.
Berbagai hadiah diberikan termasuk guci berisi air zam-zam yang kemudian menjadi “enceh” (gentong) di Kyia Mendung di makam beliau disebut dari Sultan Ngerum. Kemudian juga ada bendera kiswah Ka’bah dan bendera dari satir makam Rasulullah SAW. Termasuk “tarbus” untuk penobatan beliau yang kemudian berasal dari Turki.
https://www.facebook.com/salim.a.fillah/videos/335511217305331/
Subscribe dan simak kajian-kajian @proumedia lainnya di YouTube/proyouchannel.
? @salimafillah
? @mfarisap
? @fullheart.corp
? @mncrgkn.skl
#syiarkan #gagasandancitacita #proyouchannel #1minutebooster #safketurki#turki #utsmani #indonesia #nusantara #sejarah #mataram #sultan #islam