Saat mereka mendoakan, ”Baarakallahu lak…”
Kubisikkan padamu, ”Cinta kita sehangat ciuman bidadari…”
Kau menjawab, ”Ada barakah di kala bidadari cemburu.”
Ketika mereka meminta lagi pada Allah, ”Wa baaraka ‘alaik…”
Lirikanmu menusuk hatiku, ”Dalam badai, dekap aku lebih erat!”
”Bersama barakah, masalah akan menguatkan jalinan,” begitu kau kuyakinkan.
Lalu mereka menutup, ”Wa jama’a bainakumaa fii khaiir…”
Maka tangan kita saling berpaut dan jemarinya menyatu,
”Genggam tanganku, rasakan kekuatan cinta!”
Dengannya, sempurnalah tiga perayaan cinta…
Di saat apapun barakah itu membawakan kebahagiaan. Sebuah letup kegembiraan di hati, kelapangan di dada, kejernihan di akal, dan rasa nikmat di jasad. Barakah itu memberi suasana lain dan mencurahkan keceriaan musim semi, apapun masalah yang membadai rumah tangga kita. Barakah itu membawa senyum meski air mata menitik-nitik. Barakah itu menyergapkan rindu di tengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian lembut di saat dada kita sesak oleh masalah.
(Dari buku: Baarakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta @proumedia)