Kata sahibul hikayat, Richard The Lionheart, Raja Inggris, hendak memamerkan kekuatan senjatanya pada Shalahuddin Al Ayyubi. Maka pedang dengan bilah tempa tunggal lagi tebal itu dihantamkan ke batu hingga pecah terbelah.
Sang Sultan tersenyum.
Dihunusnya dengan anggun bilah scimitar itu dari sarungnya, lalu bagian tajamnya diarahkan ke atas. Tangan yang satu lagi mencabut sapu tangan sutera dari pinggang dan melemparnya ke udara. Perlahan sapu tangan itu jatuh, dan ketika mengenai sisi tajam pedang milik Shalahuddin, iapun terbelah sempurna.
Baja Damaskus.
Inilah material legendaris yang mempunyai sifat superplastis, yakni kemampuan untuk mengalami deformasi tetap tanpa retak hingga 1000%.
Dengan sifat unik ini maka baja Damaskus banyak digunakan sebagai material pembuatan senjata. Menurut mitos senjata yang dibuat menggunakan baja Damaskus tidak akan tumpul atau patah. Selain memiliki sifat superplastis, ia juga mempunyai ciri khas yaitu adanya pola air atau pamor pada permukaannya.
Inilah kekuatan yang diturunkan Allah ke bumi, dan Dia ajarkan ilmu menempanya kepada para hambaNya yang terpilih, dari Dawud hingga Dzulqarnain.
“Dan Kami turunkan besi, di dalamnya terdapat kekuatan dahsyat dan manfaat bagi manusia.” (QS Al Hadid: 25)
Kekuatan dahsyat besi yang tak terkalahkan oleh unsur lain di alam adalah energi ikat inti per-nukleon-nya yang sebesar 8,8 MeV. Makna secara batin ia adalah rabithah ukhuwah ummat ini seperti banyak disebut ayat lain “Uli Ba’sin Syadid”, secara zhahir ia jadi tugas ummat untuk mengembangkan ilmu metalurgi.
Kembali ke baja Damaskus, amat disayangkan, ilmu tentangnya hilang di abad XIX. Tetapi di berbagai belahan dunia berkembang teknik tempa, dan yang paling mirip dengannya adalah pembuatan keris para empu di besalen Nusantara. Ditempa-lipat berulangkali dengan rumus jumlah lipatan 2 pangkat n, hingga ia tahan tekukan, tarikan, tekanan, serta puntiran dan memiliki pola pamor yang unik lagi indah.
Kesampingkan segala hal klenik tentang keris; maka metalurginya, sejarahnya, serta estetikanya menakjubkan. Beruntung ada Mas @unggul.sudrajat, murid Sang Maestro Alm. Haryono Haryoguritno yang serius menekuni riset keris. Inilah saya mengenakan seri Dipanegara dari @fullheart.corp disertai hadiah dari beliau, keris bertangguh Mataram Sultan Agung, berdhapur Tilam Upih, berpamor Wahyu Tumurun, berwarangka Gayaman Yogyakarta Kayu Gaharu, Berpendhok Slorok Merak Ukel.
Seperti pesan pendiri Yogyakarta dalam menghayati sifat ‘Ibadurrahman di Surat Al Furqan, mari bersifat seperti gaharu yang makin wangi ketika dilukai, juga bagaikan merak yang menampakkan keindahan ketika diganggu. #Mncrgknskl.