“Ya Allah; sembuhkan duka kami ditinggal Ramadhan dengan taat yang kian meningkat. Bahagiakan jiwa ini dengan taqwa dan diterimanya ‘amal keshalihan, bukan semata gembira yang bagaikan syaithan lepas dari belenggunya.”
Seruan yang tertuntun di saat ini adalah “Taqabbalallaahu minnaa wa minkum”; sebab alangkah indahnya jika ketaatan kita diterima sebagai persembahan semata untukNya, dan betapa sedihnya jika sampai semua ibadah tersia dan ditolakNya.”
“Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Maidah: 27)
Berkata sebagian Salafush Shalih, “Mereka, para pendahulu ummat ini yang shalih dari kalangan sahabat, tabi’in, dan atba’ut tabi’in, berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar dipertemukan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepadaNya agar ‘amal mereka dikabulkan dalam 6 bulan berikutnya.”
Adalah Khalifah yang adil ‘Umar bin Abdul Aziz keluar pada hari raya ‘Idul Fitri dan berkata dalam khuthbahnya, “Wahai manusia! Sesungguhnya kalian telah berpuasa karena Allah selama sebulan dan kalian tegakkan malam dengan tarawih selama sebulan pula, maka hari ini kalian keluar untuk memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar ‘amal-‘amal kalian diterima olehNya.”
Ramadhan hendak berpamitan dengan mencabut kembali segala keistimewaannya. Bersamanya, pintu surga terbuka; termudahkan segala ketaatan. Nanti saat ia ; berpuasa takkan seringan kemarin, tilawah quran takkan sekuat sebelumnya, berqiyamullail takkan semudah malam lalu, dan shadaqah takkan segampang hari-hari yang lewat.
Bersamanya, pintu neraka tertutup dan syaithan dibelenggu. Jika ia berlalu, wasilah-wasilah maksiat terbuka lagi, tawarannya lebih merajuk lagi, dan godaannya lebih memabukkan lagi. Ya Allah, kuatkanlah kami.
____________
Mas Nawwaf dan Mas Jaisyan, sebentar lagi insyaallah kita juga akan berpamitan dengan masyarakat muslim Indonesia di Melbourne.?