-
AIB
dari semua alasan kita menarik seseorang ke dalam hidup kita, janganlah salah satunya, untuk mengkhazanahi aib-aibnya… karena tiap orang beriman tetaplah rembulan, yang kala putar dan kala edarnya terhadap bumi sama serupa… maka ia memiliki sisi kelam, yang tak pernah ingin ditampakkannya pada siapapun… sehingga cukuplah bagi kita, memandang sang bulan, pada sisi cantik yang…
-
KAMERA
Tiap kali berada di hadapan kamera, kita terkenang akan Ibn Al Haitham (965-1040) dan Kitabul Manazhir, bahasan optikanya yang mendahului zaman. Merumuskan 19 derajat di ufuk timur dan barat sebagai titik fajar dan senja, dia patahkan pula teori Ptolemeus tentang melihat, yang semula dikira mata memancarkan cahaya, menjadi bahwa pantulan cahaya pada bendalah yang ditangkap…
-
RAJA BADUNG
Selain Puputan Jagaraga yang dipimpin Patih Buleleng Gusti Ketut Jelantik pada 1841, Puputan Badung adalah kisah kepahlawan Bali yang tak kalah menyejarah pada 1906. Pramoedya Ananta Toer dalam buku ke-3 Tetralogi Buru-nya, ‘Jejak Langkah’, mengisahkan heroisme Puputan Badung sebagai latar samar kisah Minke dalam kedekatannya dengan Gubernur Jenderal Van Heutsz. Adalah Kapal Sri Komala yang…
-
DAGANG (Bagian 2)
Pernah makan cenil? Itu makanan terbuat dari tepung kanji yang dimasak menjadi camilan kenyal seukuran ibu jari, dicomoti, dan tersaji warna-warni. Taburannya adalah kelapa parut yang dikukus bersama pandan wangi. Seperti lopis ketan yang memang sering ditawarkan bersamanya, kuah gula kental juga diguyurkan lengket-lengket di atasnya. Nah, ini cerita tahun 1990-an ketika serombongan dosen dalam…
-
USAH Kau Kenang LAGI
Para penyeksama karya Abang Ikal Andrea Hirata pasti akan segera mengingat bahwa “Usah Kau Kenang Lagi” adalah nama sebuah Warung Kopi asuhan Sang Paman. Di sinilah Makcik Maryamah Karpov menggulung kedigdayaan bekas suaminya, Matarom, dalam duel catur paling mendebarkan sepanjang sejarah Melayu Belitong. Dan kitapun tahu seperti apa kesan warung kopi dalam peradaban Melayu; tempat…
-
DAGANG (Bagian 1)
Hakikat perniagaan di negeri ini sering saya gambarkan dalam cerita tentang seorang pengusaha kecil yang memiliki produk, katakanlah keripik ubi. Untuk dapat masuk ke sebuah supermarket besar, produk ini harus melewati sekian uji-saring ketat, dari kualitas hingga kemasan. Dan akhirnya iapun diterima, terpampang agak tersembunyi di salah satu sudut raknya. Tapi sistem pembayaran keripik ubi…