Category: Rajutan Makna
-
WUJUD dan HADHIR
Apakah beda antara wujud dan hadhir? Wujud adalah keberadaan di tengah yang lain. Ada, sebagai salah satu unsur yang menyusun keseluruhan. Ada, sebagai bagian yang jika hilang, maka kesatuannya menjadi tak utuh. Tapi hadhir adalah keberadaan yang proaktif dan progresif memberi nilai tambah serta makna-makna baru. Hadhir melampaui wujud; ia bukan sekedar bagian dari keseluruhan,…
-
PAKAIAN, PEMUDA, dan MAKNA
“Di antara kalimat kenabian yang mula-mula adalah”, demikian sabda Rasulullah ﷺ yang dirakam Imam Al Bukhari, “Jika kau tak lagi malu, berbuatlah sekehendakmu.” Maka malu adalah sikap terhormat yang senantiasa dimuliakan dalam semua risalah. Dan salah satu penanda paling lahiriah dari rasa malu kita adalah pakaian yang kita kenakan. “Hai anak cucu Adam, sesungguhnya Kami…
-
AIB
dari semua alasan kita menarik seseorang ke dalam hidup kita, janganlah salah satunya, untuk mengkhazanahi aib-aibnya… karena tiap orang beriman tetaplah rembulan, yang kala putar dan kala edarnya terhadap bumi sama serupa… maka ia memiliki sisi kelam, yang tak pernah ingin ditampakkannya pada siapapun… sehingga cukuplah bagi kita, memandang sang bulan, pada sisi cantik yang…
-
KAMERA
Tiap kali berada di hadapan kamera, kita terkenang akan Ibn Al Haitham (965-1040) dan Kitabul Manazhir, bahasan optikanya yang mendahului zaman. Merumuskan 19 derajat di ufuk timur dan barat sebagai titik fajar dan senja, dia patahkan pula teori Ptolemeus tentang melihat, yang semula dikira mata memancarkan cahaya, menjadi bahwa pantulan cahaya pada bendalah yang ditangkap…
-
DAGANG (Bagian 2)
Pernah makan cenil? Itu makanan terbuat dari tepung kanji yang dimasak menjadi camilan kenyal seukuran ibu jari, dicomoti, dan tersaji warna-warni. Taburannya adalah kelapa parut yang dikukus bersama pandan wangi. Seperti lopis ketan yang memang sering ditawarkan bersamanya, kuah gula kental juga diguyurkan lengket-lengket di atasnya. Nah, ini cerita tahun 1990-an ketika serombongan dosen dalam…
-
DAGANG (Bagian 1)
Hakikat perniagaan di negeri ini sering saya gambarkan dalam cerita tentang seorang pengusaha kecil yang memiliki produk, katakanlah keripik ubi. Untuk dapat masuk ke sebuah supermarket besar, produk ini harus melewati sekian uji-saring ketat, dari kualitas hingga kemasan. Dan akhirnya iapun diterima, terpampang agak tersembunyi di salah satu sudut raknya. Tapi sistem pembayaran keripik ubi…