Category: Inspirasi
-
Dua Telaga {Prolog untuk Dalam Dekapan Ukhuwah}
Telaga itu luas, sebentang Ailah di Syam hingga San’a di Yaman. Di tepi telaga itu berdiri seorang lelaki. Rambutnya hitam, disisir rapi sepapak daun telinga. Dia menoleh dengan segenap tubuhnya, menghadap hadirin dengan sepenuh dirinya. Dia memanggil-manggil. Seruannya merindu dan merdu. “Marhabban ayyuhal insaan! Silakan mendekat, silakan minum!” Senyumnya lebar, hingga otot di ujung matanya…
-
Cinta Penawar Luka
Mari sejenak mendampingi seorang Ibu yang melahirkan. Makhluq Allah yang mulia ini nyawanya berada di ujung tanduk. Serangan rasa nyeri luar biasa menyergap ketika rahim mulai berkontraksi. Makin lama kian sering dan kian menyakitkan. Otot-otot serasa dikejangkan dan tulang-tulang seperti dibetoti. Puncaknya, ketika sang bayi sudah saatnya menghirup udara dunia, maka yang dirasakan sang Ibu…
-
Kabar Gembira dan Sebuah Bata
Masih hening sukma-sukma dalam renungan atas keagungan doa Ibrahim ‘Alaihis Salam, ketika Sang Nabi, mentari di hati para sahabatnya itu kembali bersabda, “Dan aku adalah kabar gembira yang dibawa oleh ‘Isa ‘Alaihis Salam.” “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab [yang turun] sebelumku, yaitu Taurat. Dan memberi kabar gembira dengan [datangnya]…
-
Yang Tercatat untuk Direnungi
-kata pengantar untuk Menyimak Kicau Merajut Makna- Pada sesama, “Perhatikan apa yang dikatakan, tak perlu kau lihat siapa pengucapnya.” Tapi untuk diri, “Sudah seharusnya tiap kita melayakkan diri untuk didengar.” Sebelum kedatangan Imam Asy Syafi’i (150-204 H) ke Kairo, adalah tiga orang murid Imam Malik ibn Anas (93-185 H) yang menjadi muara rujukan bagi…
-
Karena Ukuran Kita Tak Sama
seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang…
-
Sebuah Kenangan Atas Cinta
Tiap pahlawan punya kisahnya sendiri. Di perang Uhud, ketika tubuhnya memerisai Rasulullah dan tujuh puluh luka berlomba menguras darahnya, Thalhah ibn ‘Ubaidillah berdoa sambil menggigit bibir. “Rabbii”, begitu lirihnya, “Khudz bidaamii hadzal yauum, hattaa tardhaa. Ya Allah, ambil darahku hari ini sekehendakMu hingga Engkau ridha.” Tombak, pedang, dan panah yang menyerpih tubuh dibiarkannya, dipeluknya badan…