“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam keadaan berbaris-baris rapi, seakan mereka itu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Ash Shaff: 4)
Bersabda Nabi ﷺ seperti diabadikan oleh Imam Al Bukhari dan Imam Muslim:
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضًا
“Mukmin yang satu bagi mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan, bagian yang satu menguatkan bagian yang lain”, demikian sambil beliau ﷺ mempertautkan jemari kedua tangannya satu sama lain.
Adalah lucu mereka yang mengira dapat memaksa orang mengikuti satu pemahaman saja tanpa peduli mana yang pokok dan mana yang cabang dari agama yang penuh kemudahan, keluasan, dan kesempurnaan ini. Dan lebih lucu penyeru ke jalan Allah yang sempat membicarakan sesama da’i, hanya karena perbedaan lintasan dikira sebagai perselisihan jalan.
Duhai 15 abad peradaban ilmu dan keadaban ‘ulama telah mengajari kita; “Perbedaan yang dapat dihitung takkan membatalkan kesamaan yang tak terbilang. Perbedaan cabang takkan menafikan kesatuan pada akar dan batang.”
Kalau dalam fiqh ada perbedaan madzhab, bukankah dalam dakwah malah mungkin hanya perbedaan pembagian tugas? Ada yang menggali pondasi, ada yang mengecor beton, ada yang menegakkan tiang, ada yang menyiapkan atap. Tapi itu semua untuk mendirikan rumah yang sama dan menaungi keluarga yang sama; rumah peradaban Islam untuk seluruh ummat.
Adalah lucu kalau yang sedang memecah batu tuk dijadikan landasan mencibir-cibir para pengaduk semen, padahal mereka sedang membangun rumah yang sama.
Adalah lucu kalau yang sedang memastikan dasarannya tak keropos mencela-cela yang sedang merekatkan bata, padahal mereka sedang membangun rumah yang sama.
Adalah lucu kalau yang sedang memasang pintu dan jendela menghina-hina yang sedang menautkan kuda-kuda, padahal mereka sedang membangun rumah yang sama.
Iya, lucu. Persis dikatakan guru kita @ustadzabdulsomad, “Wallah, lucu Ente. Ente lucu Ente..” Yang tidak lucu, dan ini sangat serius adalah ungkapan Imam Asy Syafi’i yang amat patut jadi renungan semua du’at:
كلّ العَداوات قد ترجى مودتها
إلا عداوة مَن عاداك من حسدِ
Semua permusuhan sungguh dapat diharap berubah jadi kasih mesra..
Kecuali perseteruan dari dia yang memusuhi dengan sebab dengki..