TELAH KAMI PERBARUI

pada kami syaithan membisikkan
kalimat-kalimat pemisah
gemuruh bagai lebah
keakraban dibakar rasa, sergapan kecewa

tapi di saat seperti inilah
kami paksa hati untuk melawan
katakan tidak pada sang syaithan

setiap mukmin adalah cermin
satu bagi yang lain
maka tiap aib adalah kaca diri
“maafkan saudaraku, adalah rombeng imanku
yang membuatmu diserbu gelombang pilu”

tapi di saat seperti inilah
kami paksa hati untuk melawan
jangan sampai satu sama lain
membantu syaithan membawakan jerumus

karena bahkan dalam segala ketakindahan hidupmu
kau masih hadirkan persaudaraan terindah untukku
karena dalam tiap prasangka di antara kita
masih tersimpan cinta

mari kita berjanji
hari ini, untuk kesekian kali
telah kita perbarui sebuah ikatan suci
dan izinkan aku
melihat kembali senyum itu
ruku’ yang lurus sempurna
kopiah putih bersahaja
dan mujahid gigih yang melangkah gagah
merengkuh tanganku, menjemput syahid dalam padu

(Mengenang gurat lama pena kita, rupanya kadang bisa menyemangati tuk bertekun melanjutkan karya. Menulis di sela menanti jama’ah kajian berdatangan, semoga Allah berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari. Sungguh sebuah buku dapat menggugah perubahan pada jiwa manusia, dan bahkan membelokkan arah sejarah).


Posted

in

by

Tags: