Tag: Surakarta

  • MASJID PAJIMATAN

    Kompleks pemakaman luas di atas bukit Imogiri, dibangun oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada akhir masa pemerintahannya di tahun 1640-an. Imogiri sendiri bermakna “gunung yang diselimuti kabut.” Astana teratas di kompleks ini disebut Kasultanagungan, kemudian di bawahnya sebelah kiri adalah bagian Kasunanan Surakarta yang terdiri dari Astana Pakubuwanan, Kasuwargan Surakarta, Kapingsangan, dan Girimulya. Di sebelah kanannya…

  • BULAN SABIT dan PERSATUAN

    “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, ‘Bulan sabit itu adalah penanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji..” (QS Al Baqarah: 189) Warangka Wulan Tumanggal adalah gambaran bulan sabit yang distilisasi. Wulan artinya rembulan. Tumanggal artinya menjadi penanda waktu masuknya tanggal baru, seperti yang disebutkan dalam ayat di atas. Dalam sejarah, bentuk bulan sabit…

  • Keplek ILAT dan PAWON Anget

    Sebagaimana perbedaan konsep seni “ndudut ati” dan “ngayang batin”, dalam tradisi kuliner Mataraman, ada 2 madzhab utama mengikuti gaya hidup awal di kedua Kuta Nagara yang bersaudara. Di Surakarta, yang sejak masa Ingkang Sinuhun PB II mengembangkan hubungan ‘saling menjaga eksistensi’ dengan VOC, berkembang budaya “Keplek Ilat” yang secara harfiah lebih kurang berarti “memanjakan lidah.”…

  • SUMBER PESONA

    “Sesungguhnya Allah Maha Indah. Dia mencintai keindahan.” إن الله جميل يحبّ الجمال (HR Muslim) Pernah kita kemukakan, kakak beradik pewaris Mataram, Surakarta dan Yogyakarta punya konsep estetika yang agak berbeda. Di Solo, ada istilah “ndudut ati”, sementara di Jogja, puncak keindahan disebut “ngayang batin”. “Ndudut”, arti harfiahnya adalah “menarik sesuatu dari dalam melalui celah sempit…

  • PENARI dan PELAYAN

    “Pada suatu hari raya”, demikian Ibunda kita ‘Aisyah berkisah dalam riwayat Asy Syaikhan, “Ketika rombongan orang-orang Habasyah memperagakan pertunjukan tari-tarian tombak di halaman masjid, Rasulullah ﷺ menawariku, ‘Ya Humaira, apakah engkau mau menonton mereka?’ Aku menjawab, ‘Ya’. Lalu beliau ﷺ menyuruhku berdiri di belakang beliau, dan beliau ﷺ merendahkan bahunya agar aku dapat melihat dengan…

  • SURAKARTA

    Sebagai anak Yogya, para sepuh kami entah sengaja atau tidak rupanya selalu menanamkan bahwa segala yang berbau Solo itu kurang baik dan tak menarik. Perbedaan yang menajam sejak Perjanjian Giyanti 1755 itu terwariskan setidaknya di alam bawah sadar. Konon karena Susuhunan PB II di Surakarta memilih memperwalikan kerajaan dan pewarisnya pada VOC sementara adiknya, Sultan…