Tag: Jawa

  • BULAN SABIT

    Akhir kisah Majapahit memang masih diperdebatkan para sejarawan. Sengkalan ‘Sirna Ilang Kertaning Bumi’ yang terbaca sebagai tahun 1400 Saka atau 1478 M untuk merujuk keruntuhan Kerajaan ini agaknya bukanlah tahun penyerbuan Demak ke Majapahit, apatah lagi disebut sebagai perang sudarma-suta antara ayah melawan anak, antara Brawijaya V dan Raden Patah. Beberapa sejarawan mengajukan hujjah, bahwa…

  • PENARI dan PELAYAN

    “Pada suatu hari raya”, demikian Ibunda kita ‘Aisyah berkisah dalam riwayat Asy Syaikhan, “Ketika rombongan orang-orang Habasyah memperagakan pertunjukan tari-tarian tombak di halaman masjid, Rasulullah ﷺ menawariku, ‘Ya Humaira, apakah engkau mau menonton mereka?’ Aku menjawab, ‘Ya’. Lalu beliau ﷺ menyuruhku berdiri di belakang beliau, dan beliau ﷺ merendahkan bahunya agar aku dapat melihat dengan…

  • Mandat MATARAM-KPBI

    Di antara leluhur trah Mataram terdapat nama Ki Ageng Pemanahan, ayahanda Panembahan Senapati. “Manah” dan “manggalih” dalam Bahasa Jawa maknanya mirip. Tapi kalau “manggalih” adalah jawaban atas teguran Allah, “Afalaa tatafakkaruun”, maka “manah” adalah menggunakan “lubb” yang jama’nya “albab”, sehingga ahlinya disebut “ulul albab.” Kata “manah” yang sebanding dengan “albab” berarti “hati nurani” atau “perenungan…

  • MENOL

    Bangsal Sitihinggil, Keraton Yogyakarta, 11 Juni 1823 Dengan langkah mantap, sang Pangeran yang bersurjan wulung langsung menuju ke mahligai takhta lalu berjongkok. Smissaert yang mengira Sang Wali Sultan hendak menyembah padanya tersenyum, sementara Chevallier menyeringai. Tapi Dipanegara mengangsurkan tangannya ke depan, dan Sang Sultan cilik dengan wajah ceria tetiba menghambur ke pelukan Uwaknya itu. Sang…

  • BLANGKON

    Mulanya lebih dikenal sebagai ‘iket’, ia diikat sebagaimana sorban, setelah ujung-ujung di belakangnya dipertautkan. Inilah makna syahadatain, ikatan ‘aqidah yang akan menyelamatkan insan dengan iman. Pada bagian yang dipelipit atau diwiru bersilang di atas dahi, terdapat 17 lapis lipatan yang selalu mengingatkan pemakainya akan jumlah raka’at fardhu yang harus dia tunaikan setiap hari. Ada penyimpangan…

  • PRAWIRO RONO

    Kali Bogowonto, Musim Hujan 1751 Di tengah gerimis, prajurit berseragam kesatuan Mantrijero itu maju sambil menggenggam tombak berlandheyan panjang. Luar biasanya, yang dia genggam bukan bagian gagangnya, melainkan mata tombaknya. Cara memegang tombak yang tak lazim itu tak menghalanginya untuk menyabet ke kanan dan ke kiri, membuat serdadu-serdadu VOC bertumbangan. “Hayo maju semua! Ini aku…