“Jika berjumpa lagi dengan musim peneduh timur, akan kutanyakan berapa usia pohon gayam itu. Namun, telah lama ia tak datang. Barangkali ia bersembunyi di balik Gunung Meranti menunggu hamparan bakung berbunga di Sungai Maharani.”
.
-Pakciknda @hirataandrea, SIRKUS POHON-
.
Sejak ‘Laskar Pelangi’ hingga anggitan kesepuluhnya ini, kita selalu diyakinkan bahwa sekolah bukanlah bangunan megah dengan kursi-kursi mengkilat dan murid berseragam rapi.
.
Sekolah adalah lembaga yang kelangsungannya terpikul pada kebersamaan dengan juru selamat tuna grahita. Sekolah adalah perjalanan 80 KM bertaruh nyawa melintasi rawa yang dihuni buaya. Sekolah adalah dua kutub ilmu dan seni; yang satu mengguncang kemapanan pengajaran, yang lain membadaikan imajinasi. Sekolah adalah pengabdian guru-guru sejati, menghidupkan bangunan yang di malam hari menjadi kandang kambing lagi nyaris roboh itu menjadi pewarisan ilmu para Nabi.
.
Kini dalam karya yang disebutnya dapat dihadiahkan oleh seorang kawan pada kawannya yang sedang bersedih, yang bisa mengingatkan kita akan kecintaan pada orangtua dan guru, serta mengungkap keindahan di sekitar yang saking banyaknya sering luput kita sadari; Pakciknda kembali menegaskan, ketika semua kita jadikan guru, maka alam semesta jadi sekolah maharaya.
.
Sekolah sejati, mengenalkan kita akan diri.
.
Sampai kita tahu bahwa sepandir apapun kita, ada yang bisa kita ajarkan; semiskin apapun kita, ada yang bisa kita berikan; serusak apapun kita, ada yang bisa kita baikkan; dan segersang apapun kita, ada yang bisa kita tumbuhkan.
.
Seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan subur, sejuk menghijau berwujud hutan. Seperti batu cadas yang memberi kesempatan lumut untuk tumbuh di permukaannya. Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya. Demi terciptanya butir-butir tanah. Demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah.
.
Atau paling tidak, sekolah sejati mengajarkan agar jangan kita jadi sebab nestapanya orang. Seperti air hanya mengalir ke tempat rendah agar tak mudah-mudah menenggelamkan. Seperti matahari tak hendak dekat-dekat bumi karena kawatir nyalanya memusnahkan kehidupan..
SEKOLAH
by
Tags: