Selain surjan, dari kata Arab “siraajan”, yang berarti menjadi pelita, jenis lain busana gaya Mataraman Yogyakarta ada yang disebut “Pranakan”.
Surjan adalah pakaian taqwa yang berciri ujung lancip sebagai simbol permohonan bimbingan selalu menuju sirathal mustaqim; memiliki 3 pasang kancing kerah tinggi yang melambangkan 6 rukun iman, sebab Dia lebih dekat dari urat leher insan; punya 2 kancing di dada yang berarti syahadatain; serta 3 kancing terutup di ulu hati sebagai penanda disumbatnya 3 hawa nafsu; ammarah, lawwamah, dan syaithaniyah. Selain surjan kusuma bermotif bunga yang sering dikenakan Sultan, surjan lurik biasanya bergaris tiga; perlambang lurusnya hati, lisan, dan perbuatan.
Adapun Ageman Pranakan terbuat dari kain lurik tenun pengkol dengan warna dasar biru tua mendekati hitam, yang bermakna kedalaman batin bagai lautan, mampu menyimpan berbagai rasa hati demi menjaga harmoni dan kenyamanan sesama, serta hanya mengadukan segala beban jiwa kepada Allah Yang Maha Kuasa. Tenunnya bergaris biru muda telu (3) dan biru tua papat (4), disingkat “telupat” yang bermakna Kewulu Minangka Prepat dalam arti “direngkuh untuk menjadi saudara kandung yang mesra dan saling memahami.”
Ujung bawah Ageman Pranakan ini papak rata melambangkan kesetaraan dan kebersamaan. Kancing lehernya 3 pasang sebagaimana surjan, melambangkan rukun iman, sementara kancing di lengan panjangnya berjumlah 5, penanda rukun Islam yang harus diamalkan dengan segerak anggota badan.
Cara memakai busana pranakan ini khas, yakni dengan mengangkat kedua tangan lurus ke atas, dimasukkan ke lengan baju, lalu menyusul kepala dan seluruh badan. Ini karena “peranakan” makna asalnya adalah “rahim”, tempat di mana janin ditumbuhkan Allah menjadi anak. Maka memakai busana peranakan adalah menghayati diri sebagai seorang putra, memasuki perlindungan rahim yang kokoh, mengambil semangat berbakti kepada Ibu; ibu kandung, ibu susu, ibu guru, dan ibu pertiwi.
Dari ziarah kami ke Kotagede-Yogyakarta, tempat Dinasti Mataram memulai dakwahnya, kami ucapkan selamat berbakti bagi Shalih(in+at) sekalian. Insyaallah kali lain kita bahas unsur-unsur busana taqwa hingga selengkapnya.