HITAM dan PAHITnya KEPALSUAN

Telah beberapa kali saya menulis ragam sisi kecemerlangan kopi; sesuai khittahnya ketika dibawa dari dataran tinggi Ethiopia pada abad VIII ke kota Mukha’ (Mocha) di Yaman tuk menemani ibadah para ‘abid dan daras-bahas para cendikia.

Rasa kopi Arabika memang penuh nuansa; keasamannya, kekacangannya, kebuahannya; sesuai lingkungan tempat pohonnya tumbuh; tanahnya, unsur haranya, curah hujan, hingga flora di sekitarnya.

Tapi orang Indonesia sejak dulu lebih akrab dengan Robusta, itupun dalam formula Jitu (siji pitu; 1 biji kopi, 7 butir jagung) yang sengaja disangrai sampai hangus. Maka yang kita campur dengan gula untuk diminum itu bukan kopi, melainkan arang biji. Kesan bahwa kopi itu pahit dan mengganggu lambung kadung lekat.

Ketika fregat Z.M. Rupel yang dipersenjatai 44 meriam mendarat di Pelabuhan Batavia, 4 Januari 1830, kita tahu, kopi akan menjadi salah satu mimpi buruk Nusantara. Penumpang utama kapal itu, Johannes Van Den Bosch, diberi amanat oleh Raja Willem untuk mengakhiri Perang Jawa yang telah memorakmorandakan keuangan Belanda melebihi penaklukan Napoleon, dan sekaligus memulihkan neraca anggaran yang remuk redam itu.

Maka dimulailah tanam paksa, dan kopipun diangkut habis-habisan ke Eropa, Nusantara hanya menyesaap sisa, diarangkan bersama biji lainnya, bahkan cuma daunnya.

Kegelapan kopi kian bertambah; bahwa warung kopi adalah tempat bersia menghabiskan waktu, berbual berjam-jam tanpa malu, bermain kartu, bertanding catur, merokok, dan bergunjing. Ke warung kopi sebelum bekerja agar terlambat masuk, ke warung kopi saat makan siang menunggu jam pulang saja, dan ke warung kopi selepas petang agar tak perlu tahu rumah centang perenang dan PR anak belum dikerjakan.

Kini di tengah kesadaran kembali untuk meminum yang digiling, bukan digunting; menghirup aromanya tuk menyamakan frekuensi hidung dan mulut, lalu menyesap cairannya, menahannya agak lama, dan mengitarkannya ke seluruh lidah dan dinding-dinding rongga, memberi hak kepada seluruh bau dan rasa untuk dikecap lahir batin; siapa yang kan menghidupkan kembali khittah kopi?
________
Duo SAF di @meracikopi. Sir Alex Ferguson & @salimafillah


Posted

in

, ,

by