Rizqi kita sudah dijamin dan ditetapkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Maka bekerja kita adalah ibadah, ikhtiyarkan ia dengan niat menadah pahala dari Allah semata, bukan diniati mencari rizqi.
.
Sebab rizqi ialah ketetapan, menjemputnya jadi jalan ujian. Halal atau haram; pertanyaan ganda menanti jawaban; dari mana dihasilkan dan ke mana dibelanjakan.
.
Tapi justru karena rizqi dijaminkan, hendaknya pekerjaan kita ‘itqan dan ihsan; diperjuangkan sesuai tuntutan tugas, ditekuni hingga ahli, ditunaikan melampaui harapan.
.
Sesudah itu, jangan risaukan penghasilan.
.
Sebab kalau pekerjaan kita layak dibayar 1 milyar, tapi yang kita bawa pulang cuma 10 Juta; berarti kita sedang menabung 990 juta kebaikan di sisiNya. Semua itu pasti akan dibayarNya; kesehatan, kekuatan berketaatan, keluarga yang sakinah, anak istri qurrata a’yun, dan seterusnya.
.
Tapi kalau pekerjaan kita hanya layak dibayar 500 Ribu sebab duduk santai dan mengurang-ngurangi job description, tapi beraninya kita menggondhol pulang 20 Juta; ini berarti kita menabung bahaya senilai 19,5 Juta. Dan itupun akan ditagih dari kita.
.
Maka mari tambahkan 1 kata untuk pekerjaan sesudah ‘itqan dan ihsan; ialah ikhlash.
.
Pekerjaan yang ikhlas dan diridhaiNya bernilai tak terhingga. “Sepenuh bumi dan langitpun tak cukup untuk memgganjar ‘amal yang ikhlas”, ujar Ibn Qayyim. Jadi sesedikit atau sebanyak apapun jumlah pendapatan yang dibawa pulang; maka tak terhingga dikurangi ia berapapun jua, alhamdulillah, di sisi Allah semoga tetaplah ada pahala tak terhingga.
.
Maka, kita mensyukurinya, sepenuh tahmid; agar nikmat dunia-akhirat bertambah berlipat-lipat.
BAYARAN (1)
by
Tags: